Aku terkesiap. Jantungku tiba-tiba berdegup kencang. Dengan gemetar kukeluarkan pas foto itu dari dompet suamiku. Seorang wanita. Masih muda. Cantik. Rambutnya sebahu. Dan dia berkacamata.
Kurasakan mataku tiba-tiba panas. Siapa wanita ini?? Kenapa Mas Bayu menyimpan fotonya di dalam dompet?? Oh, berbagai pikiran buruk berkecamuk dalam benakku. Padahal kami baru saja menikah seminggu yang lalu.
"Dek, kenapa?" Mas Bayu tiba-tiba sudah ada di pintu kamar. Tak sempat kusembunyikan pas foto di genggamanku, dan isi dompetnya yang masih berserakan di atas tempat tidur.
"Tamunya udah pada pulang, Mas?" suaraku bergetar.
Mas Bayu duduk di sebelahku. Pelan-pelan mengambil pas foto yang masih kugenggam. Lalu dalam diam, dia memasukkannya lagi ke dalam dompet. Membereskan segala macam kartu, uang kertas, recehan, dan slip-slip atm yang sudah kuhamburkan. Menatanya lagi di dompetnya. Dalam diam.
"Besok sebelum kembali ke Jakarta, Mas ajak kamu ke suatu tempat ya," dia tersenyum, lalu keluar kamar. Meninggalkan hatiku yang sedikit retak.
***
Aku belum pernah ke tempat ini. Rimbunan pohon
bambu. Selepas itu jembatan besar yang berdiri kokoh melintasi sungai lebar dengan air kecoklatan. Kami berbelok di tikungan, dan tampaklah sebuah pemakaman. Untuk apa Mas Bayu mengajakku ke sini?
Kami memasuki pemakaman itu dalam diam. Mas Bayu menggenggam tanganku erat. Di depan sebuah batu nisan, dia berhenti.
"Sini..." dia mengajakku berjongkok.
"Nina, kenalkan. Ini Indah, istriku. Dek, ini Nina, wanita dalam foto semalam." Aku terpaku di samping Mas Bayu.
"Nina itu dulu teman SMA. Ya kan Nin?"
"Kami kuliah di kota yang berbeda. Dia di Semarang, Mas di Jogja. Hingga 3 tahun kemudian kami bertemu lagi saat reuni SMA. Dan sejak saat itu Mas mulai mendekatinya." Mas Bayu mengambil jeda.
"Tak lama kemudian kami pacaran. LDR. Bertemu beberapa bulan sekali, saat libur kuliah." Aku membeku mendengarnya.
"Usia pacaran kami tak begitu lama. Tepat setahun setelah jadian, Nina kecelakaan motor di Semarang. Dia meninggal di tempat."
Aku tak punya daya untuk menanggapi cerita itu. Nina pasti orang yang sangat dicintai Mas Bayu. Sampai-sampai setelah lima tahun kepergiannya, Mas Bayu masih menyimpan pas foto Nina di dompetnya. Kualihkan pandang dari nisan Nina. Ah, masih muda sekali dia saat meninggal.
"Empat tahun Mas berusaha merelakannya pergi. Sampai tiba saat kau datang. Mas pikir mungkin itulah saatnya Mas harus menata masa depan."
"Nina adalah orang yang pernah Mas cintai, dulu. Dan kamu adalah orang yang Mas cintai. Sekarang, dan untuk seterusnya." Mataku berkaca-kaca.
Mas Bayu mengambil dompet dari saku celananya, lalu mengeluarkan foto Nina. Dia meletakkannya di atas makam. Aku memandangnya penuh tanya. Mas Bayu hanya tersenyum tipis.
"Pulang yuk!" Ajaknya kemudian.
***
Motor kami melintasi sungai yang berair cokelat. Matahari tepat berada di atas kepala. Aku hampir lupa, nanti sore kami harus kembali ke Jakarta.
"Dek..." Mas Bayu memutus lamunanku.
"Ya?"
"Besok Mas minta pas fotonya ya, buat dipasang di dompet."
Aku terkekeh.
***
Jumlah kata: 460
Keterangan:
Pas foto di atas adalah pas foto saya. Bukan Nina, atau Indah lho ya! Waktu baca Quiz terbarunya MFF, langsung deh cari ide. Barang apa yang dijadikan inspirasi ya?? Setelah melist daftar barang yang ada di sekitar, kayaknya pas foto yang ada di dompet bisa dijadikan inspirasi. Dan kebetulan, ingat FF sebelumnya tentang Parfum, kayaknya bisa disambungkan ke sana. Akhirnya, jadi deh cerita di atas. Kisah sebelumnya dari FF ini bisa dibaca di sini ^_^
ceritanya bagus, tapi maaf endingnya datar. cocok untuk cermin, menurut saya. :)
BalasHapusbtw, ini pas fotonya lagi tergeletak, mbak? promptnya kan sesuatu yang ada di sebelah kanan kita (pada waktu mbaca prompt pertama kali). :p
Memang cerita yg ini saya buat tanpa twist si mbak. Cumangen sa sambungkan ke cerita sebelumnya.
HapusOoh, kalau itu, saya ada potret sesuatu yg tergeletak di samping saya waktu baca promptnya. Tapi saya ragu mau publish. Terkait sm yang saya tanyain di grup fb tadi pagi. Hehehe
oooh kalau memang tanpa twist ndak termasuk ff dong? :p
Hapusmbak nanya apa tadi pagi ya? yang nanya sms itu bukan? terus apa masalahnya dengan sms?
nambah lagi nih pemahaman saya
Hapusjadi kalau FF itu HARUS ada twist, saya pikir nggak bertwist nggak apa
Ya sudah, yang ini kayak gini aja, nggak usah diedit :D
Saya bikin 2 ff
Yang satunya ceritanya ttg orang bbm-an gitu
Jadi sebagian besar ceritanya ttg chat di bbm
Tapi ragu mau publish
Takut banyak salahnya :D
mbak, coba baca2 lagi di doc grup MFF ya, siditu ada tentang "twist". Jadi, yang bikin saya jatuhcinta pada pandangan pertama sama FF ini adalah ceritanya singkat, padat, dan twisted ending. Itu yang nggak dipunyain cerpen atau cermin. FF ini bikin geregetan karena kita gak tau endingnya seperti apa, meski ada bbrp yang udah bisa ketebak. Tapi enaknya sih pas kita baca ternyata endingnya diputar alias sama sekali ga sesuai dengan jalannya si pembaca. Begitu. Tapi tetep harus ada unsur kelogisan ceritanya juga.
HapusGpp, mbak. Kita kan saam2 belajar. Saya juga ga langsung lihai di penulisan awal2. Oke, keep writing and reading ya. Silakan dibaca ff temen2 lain dari prompt2 sebelumnya. Mbak bisa belajar dari situ juga. :)
Siip siip Mbak
HapusMakasih atas kritikannya ya
Iya, saya juga banyak belajar dari postingan temen-temen :D
sama2. Maaf ya kalau ada kata2 saya yang kurang berkenan :)
Hapus^__^b
Hapushehehe bagus FF nya... :)
BalasHapusMakasih Ko Arman :)
Hapusbagus mbak ceritanya. tapi setuju dengan mbak Isti, kayaknya lebih ke Cermin ya (hehehe... punya saya juga gitu kayaknya. belum bisa menerapkan twist di FF..... :D )
BalasHapusSaya emang bikin yang ini nggak bertujuan buat ngasih kejutan mbak
HapusTapi ternyata itu nggak bisa disebut FF
Hehehee..
Ayo kita belajar lagi mbak ;)
Kalau menurut saya sih yang bikin kesan FF nya kurang dapet bukan karena ngetwist ato enggaknya. tapi karena ceritanya terlalu detail. karna setau saya kalo FF itu hanya dengan kalimat singkat tapi bisa membuat pembaca mengerti detailnya. IMHO loh :D
BalasHapusHohoho
HapusSiip mbak
Saya catat pendapatnya ;)
NIce story... :)
BalasHapusMakasih mbak Rini :)
Hapuscerita yang manis :)
BalasHapusTerima kasih mbak Na :D
Hapusgood idea
BalasHapusMakasih mbak Sri :)
Hapusblajar lg yuk, emang g ngetwish sih :D tp bagus
BalasHapusMakasih mbak Jiah
HapusYuk yuuk, terus belajar ^^
sukaaa :)
BalasHapusMakasiih :))
HapusDan kamu adalah orang yang Mas cintai. Sekarang, dan untuk seterusnya.
BalasHapus>>> pas baca, saya berhenti di sini krena sdkit ada yg ngeganjel.
Knapa nggk ditulis kayak kalimt sebelumnya.
>>> Dan kamu adalah orang yang Mas cintai, sekarang dan untuk seterusnya.
Btw,, Mb Andiah prnah ke Lampung, kah? (liat fotonya, agaknya familiar. Hehee..)
ngganjel ya mbak, hehehe :D
HapusBelum pernah mbak
Wah, kayaknya wajah saya pasaran nih, suka dibilang mirip sama entah siapa :D
hmmm... sepertinya pengalaman pribadi ya? hihi kepo...btw, nice idea...yup, betul terlalu detail...
BalasHapusEnggak mbak
HapusJust my imagination :D
Hmm, nice, sederhana tapi romantis abiss :D
BalasHapusTengkyu Mbak Helda ^^
Hapus