Jumat, 06 September 2013

(Just Repost) My New Hobby

Saya kangen banget sama blog yang satu ini, pengen nulis sesuatu tapi apa yaaa... Bingung. Ehehehehee... :p
Karena beberapa waktu terakhir lagi seneng baking, saya mau posting beberapa resep yang pernah diuji coba aja yaa. Ini semuanya udah pernah diposting di wordpress, masing-masing dalam postingan tersendiri. Tapi di sini disatuin aja deh biar ga menuh2in reader temen-temen, mwehehehe :p

1. Kastengel

Cerita lengkapnya ada di sini


2. Cupcake Coffee Lover

 
Sampe sekarang belum juga posting resep cupcake ini, tapi kalo mau tau ceritanya ada di sini


3. Granola Bar

Suka granola bar? Boleh cek resepnya di sini


4. Puding Karamel

Puding praktis nan lezat ini gampaang bikinnya. Ga percaya? Coba aja ;)


5. Chocolate Lava Cake (yang belum berhasil)

Huahahahaa.. Belum berhasil kok dibangga-banggain. Qiqiqi..gapapa lah yaa. Ceritanya ada di sini


6. Roti Manis

Sebagai pecinta roti, nggak afdol rasanya kalo udah nyoba macem-macem resep, tapi belum nyoba bikin roti. Makanya biarpun udah pernah gagal sebelumnya, saya belum menyerah buat nyoba bikin lagi. Ini cerita kali kedua saya bikin roti :)


Yak, udah. Baru segitu si eksperimennya. Eh, ada beberapa yang lain tapi saya nggak bikin postingannya. Semoga bermanfaat ^_^

Selasa, 25 Juni 2013

First time baking: Lasagna


Udah lamaaa nggak posting di sini, maaf lagi seneng maen di WP soalnya :). Ini ceritanya saya lagi belajar baking. Nah, daripada blog sini nganggur, saya posting resep di sini juga selain di WP deh. 

Kemarin baking perdana saya bikin lasagna, Dapet resepnya dari blognya mbak Camelia, tapi si empunya resep sebenarnya sendiri ada di link ini. Mwehehehee..semoga nggak bingung yaa. Langsung aja cekidot ;) *oiya, ada sedikit editing resep, yang di dalam kurung di bawah itu catetan saya pribadi yaa

My first Lasgna

LASAGNA ALA PANDA
by. Elly Zein (Mom Elly)
              Bahan: 
              250 gr Lasagna instan (saya pake merk Agnesi)
Saus Daging (Bolognese Sauce):
500 gr daging giling/cincang (saya pake kornet)
1 bh wortel ukuran besar, cincang kasar (saya parut pake parutan keju)
1 bh bawang bombay ukuran sedang, cincang kasar
1 siung bawang putih, keprek, cincang halus
5 bh tomat buah ukuran besar, kupas kulit, buang biji, cincang kasar
170 gr pasta tomat (pake merk Del Monte)
5 sdm saus tomat
1 sdt oregano bubuk
½ sdt basil bubuk (skip)
½ sdt merica bubuk
1 sdt kaldu ayam/daging instan (skip)
1 sdt garam (sesuai selera)
2 sdm gula pasir
3 sdm minyak untuk menumis
300 ml air
Saus Keju (Bechamel Sauce):
1000 ml susu cair
250 gr keju cheddar, parut halus
3 sdm mentega
3 sdm tepung terigu
½ sdt merica bubuk
⅛ sdt pala bubuk
½ sdt garam
Taburan:
250 gr mozarela, parut kasar
Catatan pribadi: karena sepertinya resep di atas terlalu banyak, jadi saya bikin kurang dari itu. Malesnya saya, saya ga terpatok takaran sih, sebisa mungkin saya ikutin resepnya, tapi ada juga yang enggak. Kan bisa diicip-icip sendiri yah rasanya, beda sama kalo kita bikin kue atau cake *btw, ini prinsip sesat nggak ya?
Cara membuat:
  • Saus Daging: Tumis bawang putih dan bombay hingga harum (plus wortel). Masukkan daging giling/cincang. Aduk hingga daging berubah warna. Kemudian masukkan tomat cincang, pasta tomat dan saus tomat, aduk rata. Bubuhi dengan merica bubuk, garam, gula pasir, oregano bubuk dan basil bubuk. Tuang air. Masak dengan api kecil selama ± 20 menit. Angkat. Sisihkan.
  • Saus Keju: Panaskan mentega hingga mencair, lalu masukkan tepung terigu. Aduk hingga rata. Tuang susu cair perlahan-lahan sambil diaduk-aduk. Jaga jangan sampai bergerindil. Bubuhi dengan merica bubuk, pala bubuk dan garam. Terakhir masukkan keju parut. Aduk hingga rata. Masak hingga mengental dengan api kecil. Angkat. Sisihkan.
  • Penyusunan: Letakkan saus daging lalu taruh lasagna diatasnya, siram kembali dengan saus daging, kemudian timpa dengan saus keju. Taruh lasagna kembali, kemudian siram dengan saus daging timpa lagi dengan saus keju. Lakukan kembali sampai habis. Terakhir adalah saus keju. Kemudian taburi keju mozarela di atasnya. Masak di oven dengan suhu 180°C sehingga matang ± 30 menit. Sajikan 10 menit setelah lasagna keluar dari Oven.
Catatan pribadi: setelah membaca tips-tips dari internet, rahasia penataan lasagna agar lasagna tidak keras adalah dengan menyusun saus daging dulu di lapisan pertama, baru setelah itu lasagna (ingat: saus daging paling bawah, lalu lasagna). Oiya, karena ini lasagna instan dan ga perlu direbus dulu, jadi mematangkannya itu dengan sausnya. Jadi sausnya dibuat jangan terlalu kental (kalo saya malah keenceran, karena takut kekentalan, ditambah air panas, jadinya keenceran). Lasagna ga usah ditaruh mepet dengan pinggan/wadahnya karena nantinya akan mengembang. Btw, anw, busway, saya ini amatiran baru pertama kali bikin lasagna tapi udah sok banget kasih tips ya -_- *yaa, ini cuma merangkum dari yang saya baca-baca di internet sih…


Selasa, 28 Mei 2013

Prompt #14: Laki-laki dari Desa Bersalju

Aku melihat pemandangan dari dalam bus yang terus melaju. Sudah lima jam sejak bus ini meninggalkan Tokyo, menuju Shirakawa-go.  Sebaris cahaya muncul ketika bus keluar dari terowongan. Perjalanan ini mulai melewati terowongan. Ini artinya aku sudah dekat. Berdasarkan buku panduan yang kubaca, perjalanan ke Shirakawa-go memang akan melewati banyak terowongan. Ini karena akses jalan menuju ke sana dibuat dengan cara membobol pegunungan. Ya, Shirakawa-go adalah desa yang terletak di antara pegunungan.

Kueratkan syal yang melingkar di leherku. Dingin. Lebih dingin dari yang kukira. Tubuhku belum cukup beradaptasi dengan salju rupanya. Wajar saja, baru dua hari yang lalu aku sampai di Tokyo. Baru dua hari yang lalu aku menyentuh salju pertamaku. Aku merutuki kenekatakanku ini. Kalau bukan gara-gara laki-laki itu aku pasti tidak akan pernah menginjakkan kaki di Jepang.

Aku mendesah. Sebentar lagi aku akan bertemu dengan laki-laki itu. Laki-laki yang selama ini hanya hadir di mimpiku. Laki-laki yang telah menyita seluruh kebahagiaan dari wajah ibu.


Desa Ogimachi, Shirakawa-go.

Aku menjatuhkan ransel di depan sebuah penginapan bergaya tradisional. Penginapan ini sudah kubooking dengan bantuan petugas hotel di Tokyo kemarin lusa. Kupastikan aku tidak salah tempat. Kucocokkan ulang huruf yang dituliskan petugas hotel di atas kertas kemarin dengan papan nama di depan bangunan itu.

“Irasshaimasee!!” Seorang gadis muda menyambutku saat aku masuk ke dalam tempat itu. Aku gugup.

”Haii.. Eh.. Watashi wa, Dian from Indonesia. I… have booked a room..” Aku ragu gadis itu mengerti yang kumaksud.

“Ohh.. Please welcome! Sudah pesan kamar? Baiklah. Tunggu sebentar,” dia tersenyum manis. Aku lega. Ternyata dia bisa berbahasa Inggris. Ada yang bisa dimintai tolong di sini.

***

“Jadi Dian-san, datang kesini karena ingin mencari laki-laki itu?”

Sore hari berikutnya. Aku sedang mengobrol dengan Yuki, putri pemilik penginapan yang baru kuketahui namanya tadi pagi ketika akan sarapan.

Aku mengangguk.

”Kenapa Dian mau mencarinya? Bukankah dia sudah jahat pada keluarga kalian?” dia berkata pelan.

”Aku hanya ingin melihat langsung ayahku, Yuki-chan. Bagaimanapun, karena dialah aku dan adikku bisa melihat dunia,” aku tersenyum getir.  

”Hmm... Boleh..aku tau nama ayahmu? Biar aku bantu cari..”

Kuambil secarik foto usang dari dalam dompetku. Gambar ayah dan ibuku. Tampak sekali perbedaannya. Ayah, bermata sipit berkulit putih. Sedangkan ibu berkulit sawo matang bermata besar.

”Namanya ada di balik foto itu. Ditulis dalam huruf Jepang, tapi aku sudah hapal di luar kepala.”

Yuki terperanjat melihat foto itu, lalu segera menyeret tanganku masuk ke dalam penginapan. Melewati koridor utama, lalu berbelok di salah satu sudut. Dia membuka pintu dan menyuruhku masuk.

Mataku segera tertumbuk pada sebuah foto berpigura yang dipasang di dinding. Wajahnya tampak lebih tua, tapi aku yakin orang itu adalah orang yang sama dengan orang di foto ayah dan ibu.

“Dian-san mencari dia?” Yuki terisak. ”Laki-laki ini yang dicari kan?”

Aku tertegun.

”Dia baru saja meninggal seminggu yang lalu. Otousan baru saja meninggal seminggu yang lalu” Gadis itu kini benar-benar menangis.

Aku terjatuh di depan pigura itu.  

***

474 kata

keterangan:
Irasshaimase : selamat datang
Watashi wa, Dian from Indonesia. I have booked a room: Saya Dian, dari Indonesia. Saya sudah pesan kamar
Otousan: ayah




Rabu, 15 Mei 2013

Quiz Monday Flash Fiction #3: Perjuangan Baru


”Mas, kita ngontrak rumah dekat kantor Ayu yuk? Ayu nggak tahan nih kalau tiap hari  pulang kena macet. Tiga jam baru nyampe rumah.”

”Hmm... kita liat aja nanti..”



Aku tercenung di balik jendela bis patas AC, mengingat kembali percakapan semalam dengan suamiku. Jalanan di luar macet. Ditambah hujan rintik-rintik, pasti malam ini akan lebih macet dari biasanya. Aku menghela napas. Beginilah perjuangan punya rumah jauh dari pusat kota.

Aku dan suamiku sudah setahun menghuni rumah kami, dan selama ini tidak ada masalah berarti. Perjalanan berangkat dan pulang kantor selalu menghadapi kemacetan, dan kami berdua tidak pernah mengeluh.

Tapi...untuk saat ini....

Aku mengeluarkan sesuatu dari dalam dalam tas. Benda andalan yang sudah seminggu ini selalu kubawa kemana-mana. Kupegang erat-erat sambil menahan gejolak rasa yang hampir meledak.

Sudah masuk tol. Masih macet. Mungkin satu jam lagi baru sampai. Aku semakin resah. Kusandarkan badanku ke bangku, mencoba tidur, tapi tak bisa. Kusandarkan kepalaku ke bangku di depanku.

”Kenapa Mbak?” Ibu di bangku sebelah bertanya simpati.

”Lagi sakit?”

Kubuka mulutku hendak menjawab. Lalu tiba-tiba...

”HOEEKK!!!”

Aku muntah di dalam kantong kresek yang sudah kupegang sedari tadi.

”Aduh... Maaf ya Bu, saya sedang hamil muda. Mual-mual terus…”

“HOEKK!!” Aku muntah lagi.


*196 kata



***

Maaf, ceritanya lagi curcol nih. Selama ini selalu nggak masalah tiap hari menempuh perjalanan Jakarta-Cibubur. Tapi semenjak muncul dua garis merah di testpack dua minggu yang lalu, mulai deh mual-muntah. Dan tiap hari harus menempuh kemacetan di jam pulang kantor sambil menahan mual, rasanya perjuangan banget. Mwehehehehee....



Jumat, 10 Mei 2013

Prompt #12: Konde



Kubuka pintu kamar kos-kosan, lalu segera menghambur ke tempat tidur paling nyaman di dunia. Huufh... Hari yang melelahkan! Kuliah nyaris tanpa henti dari pagi sampai sore ini. Kuraih bantal kesayanganku dan bersiap untuk tidur. Aku terkejut saat aku secara tak sengaja menyenggol sesuatu yang besar dan menyembul. 

Astaga! Konde? Tapi, siapa yang pakai konde di rumah ini?

Segera kuingat Mayang, sahabatku di kamar sebelah yang menjadi penari. Hmm.. mungkin saja ini konde miliknya.

Tiba-tiba saja rasa lelahku menguap. Aku duduk sambil memegangi konde itu. Pikiranku tertuju pada Mayang. Ah, anak yang satu itu memang keren. Di sela-sela kegiatan kuliahnya dia masih sempat menari tradisional. Hobi sedari kecil katanya, dan sekarang sudah menghasilkan uang. Ya, Mayang hampir menjadi penari profesional. Hampir setiap akhir pekan dia kebanjiran job. Tapi aku hanya pernah menonton pertunjukannya sekali, saat dia tampil menjadi pengisi acara di pentas seni kampus. Tariannya memukau, gerak tubuhnya membius. Seperti bukan Mayang yang aslinya kalem dan pendiam.

Tiba-tiba aku penasaran ingin mencoba konde di tanganku.

***

Mayang terburu-buru membuka gerbang rumah kosnya. Dia melupakan sesuatu yang paling penting: konde! Nyaris saja dia pergi tanpa konde. Nyaris saja. Padahal besok pagi pertunjukan pertamanya di luar kota. Dia merutuki diri sendiri.

Mayang hendak membuka pintu kamar saat didengarnya teriakan-teriakan dari ruang makan. Terdengar lamat-lamat suara tembang Jawa mendayu-dayu.

Segera dia berlari menuju arah suara itu. Ibu kos dan beberapa anak kos sedang berteriak-teriak histeris.

“Sitaaa!! Ya ampunnn.. Kenapa??”

“Turun Siiiiitt! Turuunn!!”

PRANG!!!! 

Piring-piring berjatuhan dari atas meja makan. Mayang segera menghambur ke sudut, tempat ibu kos dan teman-temannya berkerumun. Sita, teman kamar sebelahnya sedang menari Jawa di atas meja makan sambil nembang. Tangannya gemulai ke kanan dan kiri. Konde milik Mayang terpasang janggal di atas kepalanya.

Mayang menggigil. Dia harus segera melepas konde keramat itu dari Sita. Kalau tidak, dia tak bisa menari esok pagi. 

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...