Selasa, 20 Desember 2011

(Ayah-Bunda) Gara-gara ngeblog

Bunda: Yah, Nda punya blog di blogspot lhoo.. 

Ayah: Masa?

Bunda: Iya. Sekarang Nda kan suka nulis di sana

Ayah: Pasti isinya curhatan

Bunda: - -' Ya iya laaaahh

Ayah: Ayah mau ngeblog lagi aah. Masa ya, kemarin waktu Ayah di Jogja, ada yang ngenalin Ayah. Katanya, "Ini Pak Prasetyo Utomo yang suka ngeblog itu ya?"

Bunda: Hee? Kok bisa?

Ayah: Iya, pas mau sidang kan ada daftar namanya gitu

Bunda: Siapa itu?

Ayah: Mahasiswa juga, Katanya, dia pernah baca-baca blog Ayah. Padahal, Ayah kan ga pernah nulis lagi yak? Hahahahaa

Bunda: Iya -___-

Senin, 19 Desember 2011

(Ayah-Bunda) Photobox

"Ayok, pilih framenya"


"Nggak ada yang bagus"


"Yang nomer 10 aja"


"Jelek. Back, back!"


"Nomer 7?"


"Emm... nggak suka"


"Nomer 1 coba nomer 1"


"Aahh, jelek semua. Nomer 7 aja deh yang tadi"


"Ini ya?"


"Iya"


"Udah, ayo gaya"


"Gimana gayanya?"


"Gini aja gini"


"Minggir doong, jangan nutupin ayah fotonya"


"Udah?"


"Satu..dua..tiga!"


"Yaahh, kok kayaknya enggak pas"


"Ayo lagi, lagi"


"Satu, dua, tiga!"




Dan inilah hasilnya


Sst... ini pertama kalinya kami photobox loh



Kamis, 15 Desember 2011

Keluhan seorang warga Jakarta

Gambar diambil dari google

Kapan pertama kali saya menginjakkan kaki di ibukota negara kita tercinta, Jakarta? Sepertinya waktu SD, saat saya ikut rombongan sekolah Ibu study tour ke Taman Mini dan Ancol. Selebihnya? Tidak ada. Pun, tidak pernah sama sekali saya ingin hidup di kota  metropolitan ini. Sampai pada suatu hari, waktu itu saya sedang menanti pengumuman seleksi masuk Perguruan Tinggi Kedinasan yang terletak di ibukota, Ibu saya bilang sepertinya dia punya firasat bahwa saya akan pergi ke Jakarta. Meninggalkan Jogja dan kampus yang baru beberapa hari saya masuki.

Dan benarlah, pertengahan menjelang akhir 2006, pengumuman itu pun keluar, saya diterima di kampus para calon PNS itu. Jakarta, i'm coming.

Sebenarnya, pada masa-masa kuliah selama 3 tahun di pinggiran Jakarta itu, semuanya berjalan dengan menyenangkan dan baik-baik saja. Gambaran kota Jakarta yang keras melebihi ibu tiri, tidak pernah saya rasakan. Mungkin karena keseharian saya yang hanya berkutat di kampus dan daerah kos-kosan. Jarang keluar jauh dari lingkungan itu, kecuali hanya sesekali.

Gambaran mengenai Jakarta semakin jelas terasa saat saya dan teman-teman harus menjalani praktek kerja lapangan. Setiap hari selama satu bulan, kami harus membelah macetnya jalanan ibukota, dari kos di pinggiran Jakarta, menuju kantor di pusat kota. Mulailah terasa, bagaimana perjuangan yang dilakukan kebanyakan warga DKI

Fuuhhh... sepertinya intro tulisan ini terlalu panjang. 

Pada akhirnya,setelah lulus dari PTK tersebut, saya pun mulai bekerja. Di Jakarta. Masih lebih baik jika dibandingkan teman-teman yang harus keluar pulau, pikir saya.

2 tahun berlalu tanpa terasa. 2 tahun, saya resmi menjadi pekerja kantoran di Jakarta. Dan setiap hari, saya harus berkutat dengan keseharian Jakarta yang keras. Meskipun saya rasa, tidak begitu keras dibandingkan dengan mereka yang hidup di pinggiran Jakarta. Ya, selama 2 tahun ini saya masih hidup di tengah ibukota. Di antara kemacetan, gedung-gedung tinggi, dan pemukiman kumuh. Belum akan beranjak, sampai saya menemukan tempat tinggal sediri. Mungkin saat itulah saya baru akan menepi ke pinggiran.

Gambar diambil dari google
Ah, sekali ini setelah 2 tahun, saya ingin bilang, kota ini adalah kota yang sakit. Dimana-mana tindak kejahatan terjadi. Keruwetan terjadi. Dan bagaimanalah nasib kita, penduduk setia yang menggantungkan hidupnya pada kota ini? Saya merindukan kota yang tertib, damai, dan memberikan kenyamanan bagi penduduknya. Kalau dinilai tingkat kesehatan psikisnya, mungkin penduduk Jakarta memiliki tingkat stress yang paling tinggi di antara kota-kota lain. Bagaimana tidak stress, kalau setiap hari kita dihadapkan pada persoalan kemacetan, mulai bangun tidur, hingga akan tidur lagi? Bayangan jalan-jalan kota Jakarta pada pagi dan sore hari saat jam sibuk pun sudah membuat kepala cenat-cenut. Berjam-jam waktu dibutuhkan hanya untuk menempuh perjalanan dari rumah ke kantor dan sebaliknya, sangat sia-sia.

Belum lagi bila hujan turun. Selain dibayang-bayangi kemacetan yang semakin parah, warga juga dibayang-bayangi ketakutan akan datangnya banjir. Dan setiap musim penghujan tiba, setiap itu pula proyek perbaikan gorong-gorong dimulai. Mengapa jalanan ibukota selalu macet, bahkan kemacetannya makin tahun makin bertambah? Tentu saja karena penambahan jumlah kendaraan di jalan raya, yang tidak diimbangi dengan penambahan volume jalan. Solusi? Banyak orang bilang, sediakan alat transportasi massal, agar orang beralih dari mobil pribadi ke angkutan umum.

Tapii, lagi-lagi, bagaimana orang seperti saya akan nyaman memakai angkutan umum kalauu:
- para sopirnya ugalan-ugalan
Naik metromini, kopaja, mikrolet rasanya sama saja dimana-mana. Sopir mengemudikan kendaraan seenaknya. Tidak jarang mereka ngebut di tengah padatnya lalu lintas. Seringkali malah balapan, saling susul menyusul satu sama lain. Menyerobot jalur orang. Kalau ada yang menghalangi jalan, dimaki-maki oleh sang sopir, tapi sendirinya sering menyebabkan kemacetan di perempatan-perempatan, tanpa mempedulikan arus lalu lintas di belakangnya. Kalau ada kesempatan, mereka akan menyerobot masuk ke jalur busway. Kalau ada penumpang? Turunkan saja di tengah jalan :(

- sering terjadi tindak kejahatan di angkutan umum
Saat ada bis transjakarta, warga menyambutnya dengan gembira dan antusias. Akhirnya, ada juga angkutan massal yang nyaman. Tapi, belakangan sering bermunculan kasus yang melibatkan bis transjakarta. Di antaranya adalah, kasus-kasus pelecehan seksual yang sering terjadi di tengah kepadatan penumpang. Walaupun bukan penggunanya, tapi setiap hari saya melihat orang-orang yang berjubel di dalam bis ini,saat pagi dan sore hari. Mereka berdiri berhimpitan satu sama lain, nyaris tidak bisa bergerak. Pantas saja sering dijadikan kesempatan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Selain kejahatan di bis trans ini, kita juga sering mendengar tindak kejahatan di angkutan umum lain. Seperti kemarin sore, ada berita tragis. Lagi-lagi, ini untuk yang kesekian kali, terjadi tindak pemerkosaan di dalam angkutan kota. Sepertinya emosi saya langsung naik begitu membaca berita itu. Orang macam apa yang tega melakukan tindakan keji seperti itu?? Seberapa sakitkah masyarakat kota ini? Hingga tindak kejahatan yang sama terjadi berulang-ulang? :(


- sistem yang tidak praktis dan membingungkan
Kalau yang satu ini, saya sedang membicarakan tentang kereta api.Setelah sempat heboh dengan commuter line yang menambah panjang waktu tempuh perjalanan, PT KAI sedang berbenah kembali dengan menerapkan sistem barunya, loopline. Untuk lebih detailnya, silakan gugling sendiri mengenai cara kerja sistem ini. Banyak orang mengeluhkan, waktu tempuh mereka menjadi lebih lama. Selain ditambah transit di setiap stasiun, mereka juga harus tangkas berpindah dari satu kereta ke kereta lain bila ingin sampai di tujuan. Karena jalur yang dilewati tidak lagi sama dengan jalur sebelumnya. Tujuan dari diterapkannya sistem ini adalah untuk menambah jadwal keberangkatan kereta, sehingga semaikn banyak penumpang yang terangkut. Dalam waktu dekat ini, memang belum terlihat hasilnya. Tapi saya sangat berharap, semuanya sudah lancar dan saat saya akhirnya menggunakan moda transportasi ini nantinya (artinya, kalau saya sudah pindah ke pinggiran Jakarta :D)

Maka, jangan salahkan saya, kalau saya bercita-cita punya kendaraan pribadi bila nanti saya mampu untuk membelinya. Toh, naik kendaraan pribadi, ataupun kendaraan umum, sama saja capeknya. Untuk sementara waktu, sampai ada angkutan massal yang benar-benar nyaman, saya belum akan berubah pikiran.



Tulisan ini sepertinya sudah sangat panjang. Maafkaaaann... ceritanya lagi curhat.

Gambar diambil dari sini
Setelah berkali-kali meyakinkan diri bahwa saya harus mencintai Jakarta, kali ini saya ingin menumpahkan perasaan saja. Seorang kawan pernah menulis status di bb-nya: ratakan Jakarta, lalu bangun kembali (Mbaak, kalau kamu membaca tulisan ini, kasih tau aku yaa, hihi). Sepertinya saya setuju juga dengan kata-katanya. Saking bingungnya, harus memulai darimana perbaikan yang dimaksud. Kemacetan, banjir, tindak kejahatan, pemukiman kumuh, sampah, dst.




Ah, Jakarta oh Jakarta..

Bagaimanapun, ada satu sudut yang menjadi tambatan hati saya di Jakarta. Mungkin, satu-satunya tempat yang memberikan kedamaian. Tempat saya berbagi cinta dan pengharapan. Tempat itu, rumah :)


Kalah Saing

 gambar dari sini


Sepertinya, saya akan segera mendapat saingan berat dalam hal mendapatkan perhatian ayah. Tidak lama lagi ya..

Ayah: "Mau bobok sama dedek aja"

Dia lalu beringsut mendekati perut saya, dan mulai ngobrol sama dedek. Biasanya bercerita tentang kejadian terbaru hari ini, sambil mengelus-elus dedek. Tak lama kemudian, dia pun jatuh tertidur.

Yah, Bundanya dicuekin deh :p

Jumat, 09 Desember 2011

Minggu 27


Apa yang baru di minggu ini?

Jangan katakan kalau itu adalah...

stretchmark!

Oh tidaaaakk.. 
Selama ini, dengan leluasanya selalu garuk-garuk bagian perut yang terasa gatal, karena percaya diri bahwa stretchmark itu tidak ada di sana. Tapi semalam, saat cek ke bidan, mbaknya mengingatkan kalau di perut bagian bawah sudah mulai bermunculan stretchmark. Langsung lirik ayah dan bertanya dengan sangat antusias: "Emang bener Yah?? Ada yaa???" Dan ayah, yang sebelum-sebelumnya selalu bilang: nggak ada, mulai memperhatikan dengan serius dan bilang: iya, ada. Uwaaa... Langsung penasaran setengah mati, karena tentu saja saya tidak bisa melihatnya. Hiks! 

*berniat beli minyak zaitun untuk mencegah perkembangbiakan stretchmark



Kamis, 01 Desember 2011

Menyusun daftar perlengkapan adek bayi

catatan dari mbak Anas
Sebagai seorang calon ibu, tentu dong saya menginginkan semua yang terbaik untuk calon anak kami kelak. Diantaranya adalah mempersiapkan segala keperluannya ketika lahir nanti. Nah, berhubung saya masih sangat awam mengenai bayi dan perawatannya, tentu yang pertama saya lakukan adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang persiapan mempunyai anak, termasuk apa saja yang harus saya persiapkan untuk menyambut kedatangan si kecil.

Setelah mencari informasi di internet, saya menemukan banyak artikel (termasuk di dalamnya blog-blog para ibu muda), tentang daftar perlengkapan yang harus dipersiapkan untuk kelahiran. Berikut 2 daftar yang saya ambil dari sini dan sini.


*Daftar 1

Kebutuhan Utama Bayi
Pakaian
½ lusin stelan baju tangan panjang + celana panjang
1lusin atasan lengan pendek
1lusin atasan tanpa lengan
1½ lusin celana pop/celana pendek
2-3 jumper/baju monyet
2-3 celana tutup kaki **optional
4-6 pasang sarung kaki + sarung tangan
1-2 buah kaos kaki/sepatu bayi
1 cardigan/jaket/baju hangat
1 topi bayi
½ lusin singlet
2 lusin popok kain
½ lusin gurita
1- 1½ lusin bedong
2-3 buah alas dada/oto (bib)
½ lusin sapu tangan handuk

Perlengkapan Mandi & Ganti Pakaian
bak mandi *bisa dipinjam
penyangga/kursi mandi **optional
perlak mandi untuk alas ganti pakaian
alas karet anti slip ***jika menggunakan kursi mandi, alas ini bisa dibeli setelah bayi bisa duduk sendiri didalam bak
2 buah] handuk bayi besar
3-4 buah] washlap/sarung tangan handuk
sponge bath **optional
sabun mandi
shampoo ***bisa menggunakan yang two in one dengan sabun
baby lotion/baby cream
baby oil
baby cologne
diapers cream
bedak+tempatnya
minyak telon
wet tissue
cotton buds
sisir+sikat bayi
gunting kuku bayi
1 pack newborn pampers
kapas bulat ***kalau mau irit beli kapas kiloan di apotik lalu bentuk bulat-bulat, simpan di toples

Perlengkapan Tidur
box/crib/tempat tidur bayi *bisa dipinjam
kasur ***sebaiknya baru
2 pasang] bantal guling
Seprai, bumper/pengaman, kelambu
bantal peang (ada lekukan di bagian kepala)
selimut bayi
kojong/tudung **optional
1 buah] perlak besar
2 buah] perlak kecil
alat monitor bayi **optional & bisa dipinjam

Perlengkapan Minum & Makan
botol susu + dot )***beli 2-3 botol ukuran kecil, lainnya bisa dibeli setelah bayi lahir
sterilizer/panci untuk merebus botol ***pilih salah satu
penjepit untuk mengambil dot & botol
sabun + sikat cuci botol
box untuk menyimpan botol
milk powder container
bottle warmer **optional & bisa dipinjam
botol susu berujung sendok untuk memberikan ASI atau jus buah usia 6 bulan ke atas
training cup
perlengkapan makan bayi (sendok+piring,dll) ***untuk 6 bulan keatas
pemeras jeruk, parutan & saringan ***untuk 6 bulan keatas
food processor atau bisa menggunakan juicer atau saringan untuk melembutkan makanan tim ***untuk 6 bulan keatas
kursi makan **optional & bisa dipinjam

Kebutuhan Tambahan
thermometer
sedotan ingus (nose cleaner)
kassa
alcohol 70%
betadine
tas bayi **optional
play pens [boks tempat main bayi] **optional & bisa dipinjam
baby bouncer (kursi santai bayi) **optional & bisa dipinjam

Kebutuhan Travelling
stroller/kereta bayi *bisa dipinjam
gendongan bayi (sling)
car seat **optional & bisa dipinjam
carry cot (keranjang bayi) **optional & bisa dipinjam

Kebutuhan Ibu
3 buah] BH menyusui
breast pads
gurita ibu
breast pump (pemompa asi) **optional


**Daftar 2

Pakaian
6 bh atasan baju tangan panjang
6 bh celana panjang
3 bh celana tutup kaki
6 bh atasan lengan pendek
12 bh atasan tanpa lengan
12 bh celana pendek
3 bh jumper/baju monyet
6 pasang sarung kaki + sarung tangan
1-2 buah kaos kaki/sepatu bayi
1 bh cardigan/jaket/baju hangat (aku punya yang model rajutan)
1 topi bayi
6 bh singlet
2 lusin popok kain/kaos
1 lusin popok plastik (tipers)
2 lusin popok kain yang dipotong talinya (untuk sumpel popok plastik)
1 lusin gurita
1 bedong
1 lusin alas ompol

Perlengkapan Mandi & Ganti Pakaian
bak/ember mandi
perlak mandi
handuk bayi besar
washlap
sabun mandi
shampoo
baby lotion/baby cream
baby oil
baby cologne
bedak+tempatnya
minyak telon
tisu basah
cotton buds (pilih yang kecil)
sisir+sikat bayi
gunting kuku bayi
1 pack newborn pampers (aku beli yang kecil, cuma untuk jaga2)
kapas (beli kiloan lebih hemat, ada yang bulat atau kotak, aku pilih kotak)
2 bh ember plastik bertutup (1 untuk baju kotor dan ompolan, 1 untuk kotoran buang air besar)

Perlengkapan Tidur
box/tempat tidur bayi (ini dari eyang putri, bisa dibuka bagian sampingnya)
kasur (untuk ditaruh di box, biasanya box belum termasuk kasur)
bantal guling
Seprai dan sarung bantal guling
kelambu
bantal peang (ada lekukan di bagian kepala), udah dapat hadiah dari prenagen
selimut bayi
kojong/tudung
perlak besar
perlak kecil

Perlengkapan Minum & Makan
botol susu + dot (aku pilih yang rubber bukan silicon, berdasar pengalaman ponakanku)
sterilizer/panci untuk merebus botol (lungsuran aja)
sabun + sikat cuci botol
milk powder container (sekarang belum beli)

Kebutuhan Travelling
stroller/kereta bayi (belum punya, ntar2 aja kalo udah agak gedean)
gendongan bayi, gendongan jarik
car seat (besok kalo udah gedean, menunggu lungsuran)
keranjang bayi (sebagai pengganti car seat untuk awal2)

Kebutuhan Ibu
BH menyusui
breast pads
gurita ibu
breast pump (pemompa asi) – belum tentu terpakai


***


Bingung melihatnya?
Saya juga, ahaha..
Dan sekali lagi, sebagai calon ibu yang baik, saya nggak mau dong, melihat anak saya kekurangan perlengkapan. Jadi, saya tunjukkan saja daftar-daftar seperti ini ke suami, dan bilang kalau kami harus menabung untuk membelinya.

Kemarin, suami ternyata berkonsultasi dengan sahabatnya. Mbak-mbak yang anaknya baru berumur 3 bulan. Ibu baru juga. Suami searching di internet, dan menunjukkan daftar-daftar perlengkapan bayi yang segambreng itu. Kata si embak, tidak semua yang ada dalam daftar itu benar-benar dibutuhkan. Jadi, dia membuatkan saya list yang lebih pendek. Ini dia

Perlengkapan Ibu di RS
Gurita/stagen/korset 2 buah
Pembalut melahirkan/pampers model celana
Baju kancing depan

Perlengkapan ASIP
Pompa ASI
Botol kaca/kantong ASIP

Baby
2 lusin kain bedong
2 lusin kain bedong kecil untuk alas ompol
1/2 lusin gurita
1 lusin baju lengan panjang
1 lusin baju lengan pendek
1 lusin celana panjang
1 lusin celana pendek/pop
2 lusin celana ompol (pendek, bahannya lebih tipis)
1 lusin sarung tangan/kaki
1/2 lusin topi
2 buah selimut bertopi
perlak
kelambu

Perlengkapan mandi
Bak mandi
sabun
shampoo
hair lotion
baby oil
kapas bulet
tissue basah
*alkohol
*handuk
*waslap

Perlengkapan tambahan
thermometer bayi

*yang diberi tanda bintang, tambahan dari saya sendiri :p


Kata si embak, stroller tidak usah beli karena nanti ada yang ngado. Gendongan dan tas juga sepertinya banyak yang ngado *PeDe banget sih An :p Katanya lagi, pertumbuhan bayi dalam 3 bulan pertama sangat pesat, jadi ada barang-barang yang hanya dipakai sebentar saja. Dia sempat kecewa juga, karena seharusnya bisa memangkas ongkos belanja keperluan bayi menjadi setengahnya saja.

Hmm..
Memberikan yang terbaik untuk anak memang penting. Tapi, ternyata kita juga harus bijak memilah mana yang perlu dan tidak perlu.

Rabu, 30 November 2011

(Ayah-Bunda) 3 malam terakhir

malam pertama:

"Yaah... yahh.. Perut Nda sakiitt. Sakiit Yah.."

Ayah cuma ngulet-ngulet sebentar, tidak ada tanda-tanda untuk bangun. Akhirnya, di sepertiga malam terakhir itu, mendamaikan perut yang entah mengapa tiba-tiba sakit dan membuat bangun tengah malam. Alhamdulillah ya..akhirnya bisa tidur lagi :D

malam kedua:

"Yahh..Yahh.. Panasss. Panas banget Nda ga bisa bobok.."

Ayah cuma.."Mmhh.." Waktu liat jarum jam, ternyata 'baru' jam satu. Dipikir, udah tengah malam, atau dini hari :D


malam ketiga:

"Yaahh..yaahh.. Mati lampu yaahh. Ayah banguun, mati lampu nihh.."

Lagi-lagi si ayah cuma ngulet-ngulet. Kali ini saya tidak mau kalah. Guncang-guncang tubuhnya lebih keras lagi. Akhirnya mata ayah terbuka sedikiiitt. Tapi pas ditanya pagi harinya, ayah bilang cuma berasa lagi mimpi. Huh!


penutup:

"Yahh, Ayah ganti ringtone Ayah deh, Biar nanti kalau ditelpon Bunda pas mau melahirkan, Ayah bisa dibangunin. Masa nanti Ayah bangun pagi-pagi tiba-tiba dapet kabar, Nda udah melahirkan??"



note: rencana melahirkan di kampung halaman. Jadi bakal LDRan dulu dengan ayah selama masa-masa tersebut

Kamis, 24 November 2011

Pencarian rumah idaman kami

Haii? Halloo??

Apa kabar rumah idaman kami?

Sedikit cerita tentang suka duka pencarian rumah idaman kami, yang sepertinya sampai saat ini belum mengalami kemajuan berarti. Setelah berjuang sendiri, mencari info lewat internet, juga teman-teman, akhirnya ayah menggunakan jasa agen untuk mendapatkan informasi rumah. Sudah sekian minggu berjalan. Sudah sekian info yang dikirimkan lewat email, tapi belum juga ada yang sreg di hati. 

Terakhir, kemarin minggu ayah bertemu dengan seorang agen. Agen ini juga bukan tanpa koneksi sama sekali. Jadi, isteri-teman kantor-ayah punya nasabah-nasabah yang bekerja di bisnis properti. Melalui temannya itulah, ayah mendapatkan info tentang perumahan-perumahan. Kata temannya, "Bilang saja, kenal dengan Ibu X" Ibu X itu adalah isteri teman ayah ini. Bingung?? Hahaha..abaikan.

Minggu pagi, ayah janji bertemu dengan seorang agen untuk melihat soft launching sebuah perumahan di kawasan Serpong. Saya tidak ikut. Apalagi pagi itu, hujan kecil sempat meramaikan suasana. Ayah bawa motor dari kontrakan sampai Bintaro sektor 9. Saya sebenarnya tidak tega melepasnya pergi sendiri, soalnya dia tidak hapal daerah Bintaro. Akhirnya setelah meyakinkan diri dengan melihat rute yang akan dilaluinya lewat google maps, ayah pun berangkat. Tak lupa doa restu dari isteri turut mengiringi keberangkatannya.

Sepanjang siang, setelah ayah sampai di Bintaro sana, kami pun berkomunikasi via bbm. Ayah pergi dari satu perumahan ke perumahan lain ditemani sang bapak agen untuk melihat-lihat. Sesekali dia mengirimkan foto perumahan yang tampak masih dibangun.

Siang menjelang sore, saya tiduran di kamar depan. Tang-tung-tang-tung suara bb dari ruang tengah tidak saya pedulikan. Sekitar satu jam kemudian, ayah pulang ke rumah. Dia cerita kalau sempat nyasar. Langsung saya buka bb. Ternyata ayah yang bbm, bilang kalau dia kebingungan di jalan. Kasihaan... Tidak nyasar sebenarnya. Hanya dia tidak tau sedang ada di daerah mana. Akhirnya mampirlah dia di warung padang untuk makan. Begitu ceritanya.

Ayah pulang tidak dengan ekspresi kegembiraan. Sepertinya dia belum menemukan perumahan yang cocok. Malam itu kami bercerita tentang pencarian ayah. Ada satu tempat yang dia suka. Perumahan dekat dengan stasiun, jalan kaki pun bisa. Jumlah rumahnya hanya sekitar 30an. Daerahnya tenang, tapi begitu keluar sedikit langsung masuk ke keramaian. Ada pasar juga di sekitar situ. Hanya mendengar dari cerita ayah, entah kenapa saya langsung sreg, meskipun belum pernah melihatnya secara langsung. Tapi...penawarannya masih terlampau tinggi untuk kami. Kami bicarakan berbagai alternatif. Akhirnya kami pikir kami akan mencari yang lain dulu, sambil masih menyimpan pilihan yang satu itu di dalam hati. Siapa tau kami dapat meraihnya. Kalau memang jodoh, Allah pasti memberi jalan.

 gambar diambil dari sini

Pencarian pun dilanjutkan. Sementara dengan mengandalkan internet dan email-email dari agen. Puncaknya 2 hari yang lalu. Saya capek. Sepertinya kami tak kunjung menemukan apa yang kami inginkan. Saya pun marah-marah ke ayah via hape, siang hari, di kantor. Saya bilang saya sudah tidak mau tau lagi urusan rumah. Capek. Lalu muncul pemikiran, kenapa ya, kita tidak punya uang banyak biar bisa beli rumah yang sesuai keinginan? Astaghfirullah... Itu namanya kufur nikmat. Saya beristighfar, mengingat banyak orang di luar sana yang bahkan untuk makan saja susah. Saya dan ayah masih hidup dengan sangat layak meskipun kami belum punya rumah. Menyesal rasanya punya pemikiran seperti itu.

Sore harinya, saya bbm ayah, bilang minta maaf karena sudah judes ke dia. Ayah pun memaafkan. Sampai saat ini, kami belum membicarkan rumah lagi. Begitu banyak yang ada di depan mata. Yang paling dekat tentu saja kelahiran anggota baru keluarga kami. Sepertinya, menemukan rumah idaman kami memang bukan perkara mudah di tengah event-event yang akan segera datang.


p.s: sekarang, kami sedang menunggu informasi tentang tanah yang sedang dinegosiasikan harganya. Setelah berkonsultasi dengan teman yang punya rumah dengan cara dibangun, sepertinya kami lebih prefer untuk membangun rumah sendiri. Tapi tentu saja, pencarian perumahan pun takan etap dilakukan. Semoga tahun depan, keluarga kecil kami sudah mempunyai tempat berteduh yang nyaman. Dan milik sendiri :)

Rabu, 23 November 2011

Laki-laki? Atau perempuan?


Sebagai anak pertama, sering saya berandai-andai mempunyai seorang kakak. Kakak laki-laki, tempat saya bisa bebas bercanda, bermanja, dan berantem, hehe. Entah kenapa, yang saya mau, kakak laki-laki, bukan perempuan. Mungkin karena saya melihat teman-teman di sekitar yang mempunyai kakak laki-laki. Mereka bisa berangkat dan pulang sekolah bareng, atau pergi-pergi dengan diantar-jemput kakak laki-lakinya. Tapi yang saya miliki hanyalah seorang adik laki-laki. Saya tidak punya kakak. Dan tentu saja tidak bisa meminta. Walaupun dulu saya sering bertanya ke ibu: "Kenapa sih, aku nggak punya kakak cowok?" :D

Obsesi masa kecil. Mungkin itulah yang terjadi. Saya tidak punya kakak laki-laki. Makanya, setiap kali membayangkan tentang anak dan masa depan, yang saya inginkan adalah punya anak pertama laki-laki. Agar dia bisa menjadi kakak untuk adik-adiknya. Mungkin karena itu juga, saya menamai 'calon anak' saya yang  tidak sempat dilahirkan dengan nama Azka Auliya. Meskipun kata ibu saya, jatohnya seperti nama anak perempuan. Dalam pikiran saya, dia seorang calon bayi laki-laki. Dan kembali ke namanya, Azka Auliya, saya jadi berpikir lagi: bisa saja nama itu untuk anak laki-laki atau perempuan. Toh pada saat dia pergi, kami belum mengetahui jenis kelaminnya. Salam rindu untuk Azka sayang nun jauh di sana :-*

Di kehamilan kedua ini, saat ada orang bertanya, "Pengennya cowok atau cewek?". Saya pikir saya sudah tidak seobsesif kala sebelumnya. Setelah direnungi dan dipikir-pikir, saya mau juga punya anak pertama perempuan. Setelah kehamilan saya semakin besar, saya pikir, lucu juga punya anak perempuan. Saya suka aksesori bayi-bayi perempuan. Saya suka baju-bajunya. Dan pasti akan menyenangkan sekali menghiasi rambutnya dengan bando-bando atau pita yang lucu. Jadi saya pun pasrah, malah cenderung mengharapkan bayi perempuan sebagai anak pertama saya. 

Saat kehamilan saya memasuki bulan kelima, dokter sudah bisa mengecek jenis kelamin calon anak kami. Hasilnya? Laki-laki katanya. Saya hanya tersenyum lebar. My first, will be a boy. Lalu bulan keenam pun menjelang. Kata dokter, semakin terlihat kalau dia memang laki-laki. Alhamdulillah.. Sebenarnya, saya sudah tidak ada kecenderungan, laki-laki dan perempuan sama saja. Tapi Allah ternyata mendengar keinginan masa kecil saya. Semoga jagoan kecil kami, selalu sehat di dalam sana. Bunda sudah tidak sabar memeluk dan menciummu Nak. Insya Allah, 3 bulan lagi kita bertemu :)


*picture taken from here

Senin, 21 November 2011

(Ayah-Bunda) Marah

Ayah: Kemarin Ayah ngambil uang di ATM xxxx


Bunda: Loh, kok diambil? Itu kan buat tabungan dedek. Itu kan buat dedek??


Ayah: Habis, Ayah mau kondangan nggak punya uang


Bunda: Kenapa nggak minta Nda?


Ayah: Kan kemarin Ayah lagi marah. Masa lagi marah minta uang?


Bunda: @#*^$&^#@*&?!!

Senin, 14 November 2011

Sudah bisa dilihat

Tidak hanya diraba. Sekarang juga sudah bisa dilihat!

Apanya??

Gerakan dedek yang masih di perut.

Waah, subhanallah sekali, dalam usianya yang masih 23 minggu, saya sudah bisa melihat perut saya bergerak-gerak saat si dedek menendang-nendang. Awalnya nggak sadar, waktu tiduran telentang, terasa dedek menendang kencang. Dan ternyata, tanpa diraba pun sudah terlihat perut sebelah mana yang ditendang. Saya dan ayah kegirangan. Dedek pun bergerak makin kencang.

Lucunyaaa..

Sehat terus ya Nak :)

Jumat, 11 November 2011

(Ayah-Bunda) Dilema ngebet beli gadget

Sudah beberapa minggu belakangan ayah ngomongin gadget baru terus. Padahal biasanya kami berdua tidak terlalu freak menanggapi perkembangan teknologi jaman sekarang.

Kemarin, ayah bilang lagi nemenin rekan kantornya beli gadget itu. Dan tentu saja, semakin menggebu-gebulah hasrat untuk ikut membelinya. Lalu tadi pagi, ayah bbm, bilang kalau dia akan menemani sang rekan kantor transaksi beli si gadget (ternyata yang hari kemarin baru liat-liat aja). Sedari pagi ayah sudah bbm. Galau. Akhirnya, saya bilang saja, silakan kalau ayah mau beli.

Menjelang siang, saat sedang ikut dharmawanita di kantor, hp dalam kondisi silent. Begitu dibuka

4 missedcall: Ayah

dan bbm:

Jadi nggak ndaa

Gmn nda

Nda?

Beli ya nda

Bismillah..

Nda dimannnaaaa?

Udah beliiiiii

Ndaaaaa

Huaaa

Ndaaaaaaaaa

Ayah udah beliiii



***

Kamis, 10 November 2011

Ayah

Kalau saya menyebut ayah di sini, itu berarti suami saya, bukan orang tua laki-laki, karena orang tua laki-laki saya, biasa saya panggil Bapak.

Ayah, adalah sosok yang simpel. Sama sekali tidak romantis. Kalau saya ulang tahun, jangan harap ada kejutan. Ayah bahkan tidak membungkus kado ulang tahunnya, cukup memberikannya pada saya lengkap dengan pembungkus dari tokonya :) Sekalinya dapat bunga dari ayah, waktu saya ulang tahun untuk yang pertama kalinya dalam pernikahan kami. Itupun atas permintaan saya.

Tapi akhir-akhir ini, ayah sedikit berbeda. Dia rajin membalas bbm, dan sering mengusahakan untuk pulang cepet dari kantor. FYI aja, sehari-hari ayah biasanya sampai di rumah sekitar pukul 8 malam atau lebih. Tapi belakangan ini dia sering berjanji pulang lebih cepat, jam setengah delapan sudah sampai rumah. Pernah juga dia membawakan oleh-oleh. Atau menanyakan mau dibawakan makanan apa. Waah, bagi saya, ini adalah peningkatan pesat. Ayah menjadi lebih perhatian. Apalagi saat minggu-minggu kemarin full dengan konser. Ayah dengan setia menunggui saya di hotel sampai tengah malam, tak pernah absen menjemput.

Ayah, insya Allah sebentar lagi benar-benar menjadi seorang ayah. Semoga, dia bisa menjadi contoh teladan yang baik bagi anak kami kelak :)

Rabu, 09 November 2011

Minta pulsa

suatu kali di antara sms-sms saya dengan atasan:

atasan:
Mbak, kamu kok nomernya ganti-ganti? Nomer yang bener mana?

saya:
Saya sedang nggak punya pulsa Bu. Ini pake nomernya mbak X. Nomer saya nggak ganti...


pesan moral:
demi kepentingan pekerjaan, pastikan hp selalu terisi pulsa

Selasa, 08 November 2011

Menulis vs membaca

Kenapa bisa?
Soalnya, entah kenapa, ketika saya sedang rajin menulis (di blog), minat baca saya turun. Sebaliknya, saat sedang hobi baca, aktivitas menulislah yang turun drastis. Paling tidak itu berlaku untuk saya, entah buat yang lainnya. Kalau sekarang, saya sedang rajin apa? Jawabannya, baca. Tapi saya juga lagi kangen menulis, jadi bermunculanlah tulisan-tulisan nggak jelas gini, hehe

Bytheway, saya lagi suka blogwalking. Menakjubkan ya, melihat tulisan mereka yang dikenal di dunia nyata, ternyata punya cerita berbeda di dunia maya. Ah, walaupun minat tulis-menulis saya berbanding dengan minat baca, tapi saya cinta dua-duanya :')

I'm back

Melihat arsip di blog ini. Setahun sudah ternyata saya meninggalkan blogspot. Apa saja yang terjadi? Banyak.

Tapi saya menulisnya di rumah yang satu lagi, multiply. Semua kisah selama satu tahun ada di sana. Pada akhirnya, semua kembali lagi ke MP. Entah saya yang kurang telaten mengurus dua rumah, atau memang saya sudah jatuh cnta terlebih dahulu dengan rumah di sana, plus tetangga-tetangganya.

Sekarang sedang jenuh dengan empi. Sementara mengungsi lagi ke blogspot. Sementara? Semoga saja tidak :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...