Rabu, 19 Desember 2012

Desember itu....

Bulan yang berat. Membuat saya harus menarik nafas panjaaang dan terus-menerus berkata dalam hati: Ikhlas.. ikhlas... Okey, lebay deh gue! Tapi ini beneran. Desember itu, bulan dimana saya terpaksa harus sehari ijin, beberapa hari cuti, dan beberapa kali telat. Amazing, huh? Mengingat tahun kemarin persentase keterlambatan saya 0%, sering telat di bulan--yang bahkan belum akan habis--ini tuh sessuatuuu. Cetaarr membahana badaii halilintaarr kalo kata Mpok Syahrini :D

Sebagai seseorang yang menjunjung tinggi displin waktu, saya benci diri saya sendiri. Kalau kayak gini, harus introspeksi dan sadar diri. Harus bangun lebih pagi, siap-siap lebih pagi. Intinya tuh manajemen waktu. Inget An, manajemen waktunya harus dibenerin.

Okay, ini emang postingan nggak penting bin nggak jelas. Cuma mau ngeluarin uneg-uneg aja biar ploong. Maaf buat yang udah baca yaaa...Qiqiqiqi :p

Selasa, 11 Desember 2012

Raihan, Angry Baby Angry Kid

Suatu sore, Baby Bolo-bolo Raihan sedang asik bermain di kamar depan




Tak lama kemudian, karena sudah capek, Baby Bolo-bolo pun merajuk. Ngantuk. Oleh Bunda, Baby Bolo-bolo digendong ke kamar belakang. Rencananya mau dikelonin. Tapiii.... sebelumnya difoto-foto dulu sama Bunda. Kebetulan Bunda inget ada Kontes Foto Angry Baby, Angry Kid. Hihihihiii... Karena udah ngantuk, Baby Bolo-bolo pun marah



Sampe tereak-tereak memperlihatkan giginya yang baru empat (sekarang mau lima)


Baiklaah, karena Baby Bolo-bolo sudah semakin kesal, Bunda pun menghentikan sesi foto-foto. Tak lama kemudian, setelah dikelonin, Baby Bolo-bolo tertidur pulas. Sementara Bunda senang, karena berhasil mendapatkan foto yang diinginkan *Bunda macam apa ini??! Plaks!


Semoga kekesalan Baby Bolo-bolo membuahkan hasil, dan Bunda bisa dapet buku ini ya Nak :))



Foto ini diikutsertakan dalam kontes Angry Baby, Angry Kid. Siapa yang mau ikut? Tinggal sehari lagi lhooo. Makanya buruan ;)

Senin, 10 Desember 2012

5 cm (sebuah resensi)


 
“…Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. Dan…sehabis itu yang kamu perlu…cuma…”
“Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas”
“Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja...”
”Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya...”
”Serta mulut yang akan selalu berdoa...”

 [p.362]

Siapapun tau kutipan di atas berasal dari buku 5 cm, karya Donny Dhirgantoro. Buku ini sudah menarik mata saya sejak saya sering main ke Gramedia pada masa kuliah dulu, sekitar 4-5 tahun yang lalu. Covernya yang unik, hitam pekat minim aksesoris dan hanya bertuliskan 5 cm membuat mata saya tak henti melirik rak berisi novel ini. Tapi entahlah, ketertarikan itu justru membuat saya tak kuasa membawanya ke keranjang belanja. Hehehee… Sampai beberapa waktu lalu, saat saya ingin menumbuhkan minat baca saya yang krisis parah, iseng-iseng saya jalan di sekitaran terminal Senen, siapa tau saya bisa membawa pulang beberapa buku murah.  Awalnya pun sebenarnya saya tidak hendak mengambil 5 cm, tapi buku lain yang entah apa. Tapi begitu melihat 5 cm, saya segera tukarkan buku yang saya pegang dengannya, cuma karena merasa lebih familiar dengan  si 5 cm saja :p

Baiklah, cukup untuk prolognya.

Buku ini menceritakan persahabatan 5 orang anak muda. Arial, Riani, Zafran, Ian, Genta. Kelima anak muda ini sudah berteman sejak jaman SMA. Pertemanan yang benar-benar akrab dan intens. Pertemanan yang membuat mereka saling memahami satu sama lain. Pertemanan yang membuat mereka selalu melakukan semua hal bersama-sama. Hingga pada suatu hari, mereka sadar bahwa mereka harus mencoba keluar dari gua mereka, dan mencoba menjalani dunia luar. Masing-masing. Seorang diri.

Akhirnya diputuskan bahwa mereka akan berpisah sementara. Menjalani hidup tanpa teman-teman yang selalu membersamai mereka. No phone call, no sms, no email. Benar-benar hidup sendiri tanpa berhubungan satu sama lain selama 3 bulan. Setelah itu? Genta berjanji akan menghubungi mereka di akhir waktu 3 bulan untuk melaksanakan sebuah rencana.

Akhir waktu yang dijanjikan itu pun tiba. Arial, Riani, Zafran, dan Ian dihubungi oleh Genta yang mengajak mereka untuk meluangkan waktunya selama beberapa hari. Genta yang punya rencana bilang kalau mereka akan bertemu di stasiun Senen. Tak lupa seabrek perlengkapan dia sebutkan agar dibawa teman-temannya. Hari yang ditunggu pun tiba. Kelima sahabat yang telah berpisah selama 3 bulan lamanya ini pun bertemu perdana di stasiun. Dan ternyata Genta punya rencana besar. Sebuah perjalanan besar yang akan mengubah hidup mereka pun dimulai. Ya. Genta akan mengajak teman-temannya naik gunung. Mereka akan mendaki MAHAMERU, puncak tertinggi di tanah Jawa.

Mulai dari sini saya tidak akan bercerita bagaimana serunya perjalanan mereka. Naik kereta ekonomi Matarmaja (Malang-Blitar-Madiun-Jakarta), melewati daerah persawahan, hutan-hutan jati, stasiun-stasiun di sepanjang Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ish, sungguh membuat saya rindu ingin pulang kampung. Mari kita simak beberapa penggambaran di sela perjalanan naik kereta mereka:

Di hari yang hampir malam itu langit membiru hitam, bulan terlalu cepat muncul. Di hamparan sawah yang mulai menghitam, Zafran melihat surau kecil, beberapa orang memakai sarung, peci, dan kemeja putih berjalan di antara pematang remang-remang menuju surau kecil itu. Lampu surau itu memberi cahaya seadanya, membuat surau terlihat bersinar sendirian di antara hamparan sawah yang mulai menggelap. Suara adzan maghrib pun terdengar sayup-sayup di telinga Zafran--
[p. 163] 

atau yang satu ini:

Di antara kabut pagi pedesaan yang masih enggan menarik selimut putihnya dari alam pagi, di antara para petani dan kerbaunya yang sedang berjalan pelan di pematang sawah berkabut pagi, ibu dengan caping lebar menaiki sepeda ontanya. Di jalan desa yang masih lengang, pabrik gula tua peninggalan Belanda dengan bangunannya yang bergaya Eropa dan tembok tua bertuliskan 1899, lori-lori kecil pengangkut tebu, pohon-pohon besar di jalan desa yang masih diselimuti kabut, kebun tebu yang seperti tembok hidup.
[p.178]

Sukses membuat saya ingin pulang kampung naik kereta T.T

Perjalanan yang tak kalah serunya tentu saja saat mendaki ke MAHAMERU. Saya seperti bisa melihat keindahan Ranu Pane dan Ranu Kumbolo, curamnya tanjakan cinta, mistisnya Kalimati, dan dinginnya Arcopodo. Sempat juga saya menitikkan air mata saat kelima sahabat berjuang mendaki bukit pasir, sesaat sebelum sampai di puncak MAHAMERU.

Awal saya membaca novel ini, jujur saya merasa terganggu dengan penggalan lirik-lirik lagu yang bertebaran di tiap halaman. Penulis novel ini, Donny Dhirgantoro agaknya merupakan seorang pecinta musik sejati, sehingga banyak lirik lagu yang dia selipkan di sini. Dia juga mengerti banyak ilmu filsafat—terlihat dari tokoh Zafran. Pengetahuannya jelas sangat luas, bisa dilihat dari dialog-dialog antartokoh tentang kehidupan. Selain dipenuhi oleh lirik lagu, novel ini juga dipenuhi oleh quotation dari orang-orang ternama. Salah satu yang menarik adalah ini:

Sebuah negara tidak pernah kekurangan seorang pemimpin apabila anak mudanya sering bertualang di hutan, gunung, dan lautan 
[Sir Henry Dunant, p.234]

Setelah bergulat dengan setengah bagian pertama novel yang sedikit membosankan, setengah sisanya membuat saya nyaris tak bisa melepaskannya. Penggambaran perjalanan kelima anak muda ini, WOW. Membuat saya juga ingin mendaki sendiri MAHAMERU dan melihat semua keajaibannya di depan mata.

Sayangnya, menurut saya, ending novel ini terlalu sempurna. Kurang greget. Dan too good to be true. Tetapi tenang saja, tidak mengganggu keseluruhan jalan cerita sebelumnya.

Novel ini mengajarkan kepada saya banyak nilai-nilai kehidupan. Tentang cinta dan persahabatan. Tentang mimpi dan cita-cita. Tentang alam dan lingkungan. Juga tentang cinta tanah air. Tentang betapa indah dan menakjubkannya Indonesia, bahwa masih ada orang-orang yang mencintai, bangga, dan menjaga tanah ibu, meski carut-marutnya bangsa ini.

Pada akhirnya saya memberikan 4 jempol untuk novel ini. And I cant wait to watch the movie! I have to watch the movie!


Judul : 5 cm
Penulis : Donny Dhirgantono
Penerbit : PT. Grasindo
Cetakan pertama : Mei 2005
Tebal : 381 halaman


Jumat, 07 Desember 2012

It's Done!

Pernah nggak sih kalian berdebar-debar menunggu suatu moment--entah berdebar bahagia, berdebar tak siap, berdebar takut, dan berdebar-debar lainnya--lalu setelah kalian melewati moment itu, yang terpikir di kepala adalah: "fiuuhhhh...akhirnya lewat juga. Ternyata aku bisa juga. Ternyata nggak semenakutkan yang dibayangkaan.." daaan seterusnya.

Kalau saya sih, SERING.
Yang kemarin ini dialami adalah, akhirnya saya berhasil juga melewati ujian DIV dengan membawa Raihan ke kampus. Jadi udah tau cerita tentang ART yang mudik di sini kan? Jujur di awal-awal minggu ini rasanya saya kurang ikhlas perihal ART mudik. Bukan karena mudiknya. Tapiii, kok sekarang sih mudiknya? Pas banget pas mau ujian DIV. Mana belum belajar lagi? *plaks!

Setelah dipikir-pikir bagaimana cara ngakalinnya--saya berangkat ujian, sementara Raihan juga aman ada yang menjaga--akhirnya diputuskanlah bahwa saya dan suami akan membawa Raihan ikut ujian. Ya, dalam kondisi saya harus berangkat pagi-pagi mengingat Cibubur-Bintaro (kampus STAN) itu jauh, nggak ada yang mungkin bisa dititipi Raihan subuh-subuh sebelum berangkat ujian.

Oiya, malam sebelum ujian itu juga kami (saya, suami, dan Raihan) baru sampai rumah malam. Jam 11 malam. What the..... :( Hari Selasa sebelum ujian saya emang bawa Raihan buat dititip di dekat kantor. Lalu pulangnya bareng suami. Sekitar jam setengah delapan malam, suami baru jemput, lalu kamipun pulang ke Cibubur. Unfortunatelly, malam itu hujan rintik-rintik bikin macet. Kami baru sampai di Cikeas jam 10.00 pm. Daaann, kami beli makan malam di tempat yang salah. Kami beli sate dan tukang satenya asli nyebelin banget. Santai banget ngerjain pesenan, trus kalau ada yang nanya masih lama ga?? Dijawabnya selalu sebentar lagi padahal saya tau itu masih lamaaaaaaaaa.... Lha wong saya sampai, 10 menit kemudian pesanan di atas saya persis udah selesai. Eh, nungguin pesenan sendiri yang cuma 2 porsi aja makan waktu hampir sejam. Pengen nangis rasanya. Waktu itu pengen banget bilang ke tukang satenya: Baanng, saya bawa bayi di mobil lagi tidur. Kami baru pulang kerja. Bisa cepetan nggaakk?? Tapi itu cuma tertahan di dalam hati. Huhuhuu... Alhamdulillah, Raihan walaupun sebelumnya sempat merengek2 di dalam mobil, akhirnya dia tidur juga. Lama malah. Baru bangun pas sampai rumah :)

Yak, kami sampai rumah jam 11. Setelah makan, beres-beres sebentar, saya yang rencananya mau belajar buat ujian besok udah nggak kuat lagi. Nyerah. Sayapun menyusul suami dan Raihan ke alam mimpi jam 12an.

Paginya, saya bangun jam 4. Yang mana rencananya mau bangun jam 3 trus mau berangkat ke kampus jam 5. Habis itu saya siap-siapin perlengkapan tempurnya Raihan. Kalau udah ada baby emang bawaannya  harus lengkap ya boookk. Saya siapin buburnya, pagi itu bikin gasol aja yang praktis. Parutin buahnya Raihan buat siang hari, trus masuk-masukin makanannya ke tupperware. Jangan lupa sendok. Tambahin buah juga biskuit siapa tau Raihan pengen ngemil. Siapin botol2nya Raihan. Bawa air panas di termos kecil. Bawa ASIP buat diminum. Sufor kalau ASIPnya kurang. Bawa baju-bajunya Raihan, pampers, selimut, handuk, lengkaaaapp semua di diaper bag. Bawa mainan-mainannya juga.

Sementara suami siapin ruang bermain di mobil. Diakalin biar Raihan bisa tidur-tiduran kalau bosan. Siapin bouncer, gendongan, juga stroller. Beuuhhh kayak mau apa aja. Tapi beneran disiapin selengkap mungkin, soalnya Raihan bakal sama ayahnya doang :D

Habis itu Raihan bangun, nggak pake mandi cuma ganti baju doang, hihihi. Trus saya siap-siap. Rencana berangkat jam lima dari rumah molor setengah jam :p

Belajar????
Rencananya sih mau belajar di mobil. Tapi gimana caranya kalau kita lagi mangku baby? Yang ada direbut apa yang kita pegang sama dia. Alhasil saya cuma baca-baca soal. Paling nggak udah ada gambaran soalnya kayak apa, heheheh....

Kami sampai di kampus jam setengah 7 lebih. Dan pagi itu gerimis. Karena belum sarapan, saya dan suami pun langsung menuju kantin. Kalau di STAN, namanya Plasma: Plasa Mahasiswa. Dan rame doonnngg kayak pas lagi ngampus dulu. Entah itu anak-anak yang mau kuliah, atau mereka-mereka yang juga mau ujian kayak saya. Mmm... sedikit malu dan berdebar-debar sih, soalnya saya doang yang bawa bayi. Berasanya diliatin banyak orang. Saya percaya, yang ikut ujian itu udah banyak juga yang punya anak, tapi anak-anak mereka kan di rumah. Sempet ketemu beberapa teman lama. Hahahihi sebentar. Ini Raihan yaaa?? Ih, kok pada tau sih? Ya iyalah secara saya suka mengumbar perihal anak di internet, qeqeqeqee..

Kelar urusan perut, saya pun pamit ke suami dan Raihan buat ikut ujian. Tak lupa berdoa dalam hati biar Raihan nggak rewel. Tau nggak sih saya sampe parno bakal denger suara tangis Raihan di luar gedung ujian saking takutnya dia nangis kejer gabisa ditenangin ayahnya :p

Tik tuk tik tuk

Akhirnya saya selesai ujian juga. Gimana ujiannya? Jangan tanyakan deh, yang penting sudah terlewati. Hahahahaha... 

Begitu keluar langsung pengen buru-buru ke parkiran. Bareng seorang temen yang pengen ketemu Raihan, saya pun langsung menuju ke mobil. Daaann, dari jauh keliatan Raihan lagi digendong ayahnya. Trus ketawa-ketawa sambil keprok-keprok tangan begitu liat saya. Alhamdulillah legaaa.... Berdasarkan cerita ayahnya si sempet nangis, tapi ga sampe yang gimana-gimana. Alhamdulillah :)

Hari berikutnya, Raihan ga saya bawa lagi karena mamak udah balik ke rumah. Fiuuuhhh...
Sekarang, tinggal menunggu pengumuman deh. Apapun hasilnya, saya percaya bahwa itu yang terbaik. Yang terpenting, saya sudah berhasil melewati ujian kemarin. Bukan cuma ujian pribadi ternyata, karena ada suami dan Raihan juga. Ya, kami bertiga akhirnya berhasil melewatinya juga. Proud of you two, Dear :-*

Selasa, 04 Desember 2012

Bizzi week dan Minta doa

Kilat aja ya ceritanya?
Jadi, kemaren hari minggu pas saya, ayah,  Raihan, sama mamak pengasuhnya Raihan jalan-jalan, tiba-tiba mamak ditelpon anaknya dari kampung: "Mak, aku mau nikah. Cepet pulang!"
Nggak kayak gitu juga si ngomongnya, tapi yang jelas mamak jadi gundah gulana dan langsung meminta izin buat pulang--mungkin besoknya.

Tapi saat itu kami lagi keluar, dan entah gimana saya bilang: Ya udah sore ini aja langsung dianterin ke Kampung Rambutan. Kalau pake pulang ke Cibubur dulu nanti malah kena macet. Posisi saat itu lagi jalan-jalan di kantor ayah (ya, kami hari Minggu jalan-jalannya ke kantor) di Mega Kuningan, jam 4 sore. Setelah sholat Ashar di masjid terdekat dilanjut makan yang tergesa-gesa di warteg karena ayah udah laper banget, kamipun meluncur ke Kampung Rambutan. Jam 5 sore kali yaa.

Ealah, malah ayah lupa kalau mau mampir ke terminal. Mobil kita mbablas keluar di Cibubur. Ya nggak pulang dong tetep. Ayah langsung puter balik masuk tol lagi dan kita ke Kampung Rambutan. Nyampe sana beli tiket trus mamak langsung masuk ke bis yang katanya nunggu 7 orang lagi baru berangkat. Mamak ga bawa apa-apa doang kecuali baju yang melekat di badan, hp, gorengan dari warteg, dan uang saku dari kita. Habis itu, setelah memastikan mamak aman di dalam bis, saya dan ayah pulang. Capek booo jalan-jalan seharian.

Dan yes, hari kita pun dimulai. Itu malam Senin, dan besok kita mau ngantor. Trus Raihan??? Awalnya udah berencana Raihan mau dibawa ikut ngantor. Kebetulan Senin itu saya ada surat tugas konsinyering, jadi nanti bisa dapet kamar hotel. Hotelnya di Ary*d*t* Tugu Tani. Rencananya Raihan saya bawa ke kantor trus siangnya kalo udah bisa check in saya mau ke hotel duluan aja. Jadi Senin malam kita nginep di hotel, trus Selasanya Raihan ikut ngantor lagi.

Tapiiii di tengah jalan pulang Raihan gayanya yang udah lemes banget kecapekan gitu. Kepalanya jatoh-jatoh kayak ga ada tenaga, trus mengerang-ngerang. Bosen kali ya di mobil dari siang. Dan ngeliat itu, saya ga tega dong. Trus, membayangkan besoknya Raihan ikut ngantor, di kantor ga ada kasur, ga bisa leluasa beristirahat, saya luluh juga. Menyerah. Raihan biar di rumah aja besok dan saya ambil cuti. Yep. Akhirnya diputuskan Senin saya cuti.

Alhamdulillah, Senin kemarin terlewati dengan lancar. Saya sama Raihan di rumah aja. Hari ini giliran Raihan yang ikut bundanya ke Jakarta Pusat. Ga ikut ngantor, cuma dititipin ke ibu pengasuhnya yang di Sentiong dulu. Si ibu seneng banget tau Raihan mau dititipin. Malah katanya: "Berapa hari? Sampe hari apa? Dititipin di sini aja selamanya juga gapapa!" -___-

Jadi tadi kami berangkat jam 7 dari rumah trus nyampe Senen jam 9an. Sekarang Raihan udah di Sentiong dan saya di kantor. 

Itu cerita pertama. Cerita keduanya, besok insya Allah saya mau ikut ujian penerimaan DIV STAN. Ujiannya selama dua hari, Rabu-Kamis. Mohon doanya ya teman, semoga saya mendapat hasil yang terbaik. Terbaik untuk saya, terbaik untuk keluarga dan juga kantor.

Jujur saya menaruh harapan banyak di ujian besok, mengingat saya ingin melanjutkan kuliah tanpa mengabaikan kewajiban sebagai ibu rumah tangga dan pegawai kantor. Kalau dapet DIV, itu artinya saya dapet tugas belajar, nggak usah ngantor, tinggal kuliah aja. Nggak usah kuliah sepulang ngantor, jadi ga perlu sampai rumah malam hari. Nggak usah melalaikan tugas kantor karena kewajiban kuliah, juga sebaliknya. Ah, semoga ya Allah...

Oiya, tak lupa juga berdoa biar diberikan keikhlasan atas apapun hasilnya nanti
Kalau belum lolos, berarti memang belum rejekinya :) Kalau kata teman, nothing to loose. Toh bisa mencoba tahun depan, atau tahun depannya lagi sepanjang belum melewati batas umur
Ah, ya sudah saya mau belajar dulu buat ujian besok ;)

Jumat, 30 November 2012

Misteri Jodoh Cinta

Gambar diambil dari sini

Percaya dengan kata-kata mutiara “jodoh tak lari kemana” atau ”jodoh tak akan tertukar”?

Kalau tidak percaya, biar saya bercerita tentang sebuah kisah. Kisah nyata. Fresh from the oven. Sebelum mood menulis hilang, lebih baik segera saya ceritakan di sini.


Adalah dua orang wanita yang saling bersahabat. Sebutlah namanya Ana dan Ani. Mereka bersahabat sejak jaman kuliah. 2 tahun mereka tinggal bersama di satu atap kos-kosan.

Setelah lulus kuliah dan bekerja, mereka kembali berjodoh. Karena kantor mereka berdekatan, mereka pun memutuskan untuk kembali kos bareng. Sampai tiba saatnya Ana menikah, lalu setahun kemudian Ani menyusulnya menikah. Sekarang, Ana mempunyai seorang bayi lucu. Sementara Ani yang baru menikah beberapa bulan yang lalu sedang menikmati indahnya masa-masa awal kehamilan.

Sekarang kita beralih ke tokoh ketiga kita. Seorang pemuda. Satu kampus dengan Ana dan Ani. Tepatnya, pemuda ini adalah kakak kelas mereka berdua dulu. Satu angkatan di atas Ana dan Ani. Kita sebut pemuda ini dengan nama Budi. Saat kuliah, Ana, Ani, dan Budi pernah terlibat dalam satu kepanitiaan. Ana dan Ani menjadi anak buah Budi saat itu. Dan mereka pun berteman, dari masa kuliah itu, sampai saat sudah menjadi pegawai. Biasa saja, bukan pertemanan yang spesial. Hanya saja sampai sekarang, mereka bertiga masih sering berkomunikasi.

Budi, pernah beberapa kali meminta tolong kepada Ana, maupun Ani: carikan aku seorang wanita yang solehah. Budi ingin menikah. Sebenarnya tidak hanya ke Ana dan Ani, Budi pun meminta tolong kepada teman-temannya yang lain. Sebenarnya Ana dan Ani bersedia saja menolong Budi. Tetapi setiap kali ditanya ulang, ternyata orang tua Budi memberikan syarat yang belum bisa Budi penuhi. Meskipun demikian, Budi sering menanyakan ulang, secara terpisah—karena mereka semua tidak ada yang satu kantor—apa ada yang bisa dikenalkan?

Sebenarnya, dalam hati Ana, dia ingin mengenalkan Budi kepada salah seorang rekan kantornya, kita sebut saja dia Cinta.
Sebenarnya, dalam hati Ani, dia ingin mengenalkan Budi kepada salah seorang temannya.

Waktu pun terus berjalan. Dan ketiga tokoh kita menjalani kehidupannya masing-masing. Sesekali bertukar kabar, bertukar sapa. Sampai suatu ketika, Ana mendengar kabar sang rekan kantor, Cinta, akan menikah.
”Sama siapa??”
”Kamu kenal orangnya kok, Cinta hanya menjawab diplomatis sambil tersenyum manis.
Ana pun tidak ingin memaksanya. Biarlah nanti dia tau sendiri dari undangan yang disebar Cinta.

Ana tidak terlalu memikirkannya, sampai suatu hari Ani mengabarinya sesuatu.
”Kamu tau Cinta mau nikah?”
”Tau. Tapi nggak tau sama siapanya”
”Hahaha. Coba tebak”
”Sama siapa sih?” Ana penasaran
”Kamu kenal kok”
”Siapaaa?” Ana semakin penasaran
”Sama Mas Budi”
”Haaaaa... Tuuuuhhhhh kaaaannnn??” Ternyata, selama ini  Ana memang sudah punya feeling bahwa calon suami Cinta adalah Budi.

Ternyata yang lain adalah bahwa Ani juga dulu sempat hendak mengenalkan Cinta dengan Budi. Tapi Cinta menolak karena dia masih meneruskan kuliah. Saat itu tentu saja Ani tidak memberitahu bahwa laki-laki yang ingin dikenalkan dengan Cinta adalah Budi.

Ternyata, pikiran untuk menjodohkan Cinta dengan Budi ada di benak Ana, juga Ani. Tapi belum sampai mereka merealisasikan niat mereka itu, Cinta dan Budi sudah dijodohkan oleh orang lain, yang adalah juga teman mereka semua! Sebutlah dia dengan nama Mbak Comblang. Dan sampai kisah ini ditulis, Cinta dan Budi sedang mengurus pernikahan mereka yang tinggal beberapa minggu lagi.

Subhanallah...

Sudahkah kalian menangkap inti ceritanya teman?
Cinta dan Budi, ternyata ingin dijodohkan oleh Ana, Ani, dan Mbak Comblang. Mereka semua memang saling mengenal satu sama lain. Tapi di antara Cinta, Budi, Ana, Ani, maupun Mbak Comblang, tidak ada yang sekantor--satupun. Jadi kemungkinan untuk menjodohkan Budi, maupun Cinta, dengan orang lain sangatlah luas dan terbuka lebar. Tapi kenapa di benak Ana, Ani, maupun Mbak Comblang, semuanya berpikiran bahwa Budi sepertinya cocok dengan Cinta, dan Cinta cocok dengan Budi?

Beginikah takdir jodoh bekerja?

Dan sampai Ana menulis kisah ini pun, dia masih takjub dengan itu semua.
Yaaa, Ana itu aku, siapa lagi? Ani tentu saja mantan teman satu kosku yang sekarang sedang hamil muda. Budi adalah kakak angkatan yang gedungnya berjarak beberapa ratus meter dari gedung kantorku. Cinta, dia ada di lantai yang lain dari gedung ini. Dan Mbak Comblang, dia yang kantornya paling jauh dari kami. Oya, Mbak Comblang ini adalah mantan Mbak Kos Cinta. Pusing? Aku juga. Tapi sementara kita dipusingkan dengan rumit—namun sempurnanya--takdir cinta ini, dia terus berjalan menemui titik awal semuanya: pernikahan

Selamat untuk dia yang kini telah menemukan calon belahan jiwa, mas Budi. Selamat untuk sahabatku tersayang, Cinta. Semoga persiapan menuju hari H lancar. Selamat berbahagia :)

"Semoga Allah memberikan keberkahan kepada kalian berdua, dan mencurahkan keberkahan atas kalian berdua, serta menghimpun kalian berdua dalam kebaikan"

Gambar diambil dari sini


PS: oiya, ada tambahan. Meskipun Ana, Ani, Mbak Comblang saling mengenal, juga mengenal Cinta dan Budi keduanya, tapi Cinta dan Budi sendiri TIDAK PERNAH kenal sebelumnya. Mungkin tau satu sama lain tapi mereka belum pernah berteman sebelumnya

Kamis, 29 November 2012

Doa

Masih adakah...

doa yang tersisa

di penghujung sholat

yang kau kerjakan terburu-buru

di penghujung waktu?


                                       Atau ia terselip

                                       di tumpukan sajadah

                                       Mengusang

                                       lalu hilang?





*gambar diambil dari sini


Selasa, 27 November 2012

A Dewy Morning

Barusan mengupload beberapa foto di wordpress. Nggak adil rasanya kalau nggak upload di blogspot juga. Tapi karena males watermark lagi, yang di sini biarlah apa adanya. Hehehee...

Tetes embun pagi

Bunga jeruk
Red something. Itu bunga atau buah yaa?
:')
Pink flowers


All picts are taken by myself. Ceritanya lagi belajar motret



Selasa, 20 November 2012

Tergoda!!!


Just check it out!

Aheheheheee.....

*blushing



Senin, 19 November 2012

Rinai Rindu


          Senja gerimis
          Dingin mengikis sunyi
          Membisik – di sela sepi
          Buncah rindu ini, lirih di dalam hati


Bagai derai hujan yang turun meniris dari balik dedaunan         
Belaian jemari itu selalu membawa kesejukan         
Menentramkan mendamaikan         


          Bagai titik-titik air yang turun satu-satu ke tanah basah
          Menyuburkan, membawa kehidupan
          Seperti itulah bait-bait doa yang senantiasa kau panjatkan di sela malam
          Meniupkan harapan-harapan akan kehidupan


Lalu selepas itu,         
Kau tau?         
Senyummu adalah pelangi yang mencerahkan duniaku         
Seluruh kebanggaanku         


          Dan malam ini, Ibu
          Hujan turun dengan derasnya
          Membawa ingatanku jauh ke belakang
          Aku rindu pulang..


gambar siambil dari sini




Selasa, 13 November 2012

Book Wishlist

Jujur saja, sekarang saya sudah amat jarang membaca. Alasan klasik, tidak punya waktu. Setelah seharian di kantor dan jalanan, saya tidak ingin melewatkan waktu bersama Raihan ketika ada di rumah. Pun saat weekend, tak ingin jauh-jauh dari Raihan kalau bisa.

Tapi sebenarnya saya masih punya waktu kalau mau. Saat di jalan itulah sebenarnya saat saya bisa memanfaatkan waktu untuk "me time". Sekedar membaca buku saya pasti bisa. Masalahnya, saat pulang kantor dan berada di bis, saya lebih banyak tidur, hehehe..

Meskipun demikian, saya masih punya ketertarikan terhadap buku. Dan inilah beberapa buku yang menarik perhatian saya. Mungkin kalau ada beberapa buku ini, masalah membaca saya bisa teratasi *alesan :p

1. Berjuanglah, Bunda Tidak Sendiri


Cover buku ini, juga judulnya, so sweet bukan? Membaca review bukunya di beberapa blog, membuat saya tertarik untuk membacanya. Momen melahirkan selalu akan jadi kenangan tak terlupakan :)

2. Ibu, dari mana Aku Berasal?


Adalah buku kedua yang ingin saya baca. Buku ini berisi kumpulan pengalaman antara ibu dan buah hati, termasuk bagaimana pengalaman penulis dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan kritis si kecil.

3. The Hunger Games


Amat sangat penasaran dengan cerita The Hunger Games yang terkenal itu. Sampai sekarang belum pernah nonton filmnya ataupun baca bukunya >.<

4. MPASI Travelling Cihuy dan Makanan Bayi Sehat Alami

Gambar dari mamakukokihandal


Kalau dua yang ini jelas sebagai panduan MPASInya Raihan. Apalagi sekarang Raihan udah suka jalan-jalan (yaah, birpun ga jauh-jauh amat dan ga lama-lama juga si..). Kalau Makanan Bayi sehat alami, pengen baca-baca lebih mendalam tentang MPASI dan cari tau resep-resepnya. Maklum, Bundanya Raihan ini males banget. Kemarin pas mau mulai MPASI, cuma berbekal pengetahuan dari internet yang sangat seadanya :D

Doain ya temans, semoga bundanya Raihan, dapet rejeki lebih buat bisa beli buku-buku di atas :)



Senin, 12 November 2012

Me and Multiply

Sebelum pindah ke blogger, saya aktif ngeblog di multiply. Dikarenakan satu dan lain hal, pelan-pelan saya meninggalkan rumah saya di sana dan menghidupkan kembali rumah yang pernah saya buat di sini di akhir tahun 2010. 4 tahun bukanlah waktu yang singkat. Karenanya, saya ingin menuliskannya di sini. Sebagai kenangan kisah cinta saya dengan multiply #apasih

Kenapa multiply?
Awalnya cuma ikut-ikutan. Waktu itu kenaikan tingkat satu ke tingkat dua. Penerimaan mahasiswa baru, saya mendaftar sebagai panitia ospek. Teman sekos saya juga. Kami beda bidang. Dan oleh bidangnya, teman saya disuruh bikin blog. Dan dia pun membuat account di multiply. Saya yang tertarik pun ikut-ikutan membuat account: andiahzahroh.multiply.com. Setelah itu, akun ini dibiarkan merana berbulan-bulan.

Kapankah itu?


12 Agustus 2008. Tanpa terasa saya sudah 4 tahun ngeMPi. Beragam cerita terukir di sana. Mulai dari jaman masih kuliah-PKL-Tugas Akhir-wisuda-galau menanti penempatan-pertama masuk kerja-jadi CPNS-nikah-jadi PNS-hamil-melahirkan-sampai sekarang.


hanya mengcapture halaman muka multiply saya untuk kenang-kenangan T_T

Setelah sekian bulan terbengkalai, sedikit demi sedikit saya mulai sering menulis di sana. Apa saja. Kebanyakan sih curhat. Hehehee.. Sebagian lainnya puisi, beberapa flash fiction, dan cerita (amat) pendek. Ternyata saya dulu puitis juga ya? :D

Selama 4 tahun itu juga saya berkenalan dengan banyak orang. Kami saling mengunjungi rumah maya di sana. Multiply memang beda. yah. Walaupun hanya di dunia maya kami sangat akrab. Seolah-olah sudah kenal di dunia nyata, padahal tidak. Tau wajahnya saja belum pernah. Tapi kami saling percaya :) Dan karena kepercayaan inilah sampai ada beberapa kasus penipuan yang saya dengar, meskipun mengalaminya sendiri belum pernah. Alhamdulillah, kontak saya semuanya orang baik :')

Kopdar?
Sebagai punghuni dunia maya, saya juga pernah kopdar sesekali. Tapi saya bukan ratu kopdar. Terbukti dari 4 tahun ngempi pengalaman kopdar saya bisa dihitung dengan jari. Ingeeett banget, pertama kali kopdar itu tanggal 2 Oktober 2009, bertepatan dengan hari batik. Kami kopdar pake baju batik waktu itu.

Kalau kopdar akbar waktu ultah MPID (Multiply Indonesia)? Belum pernah! Padahal sudah 4 tahun ngempi lhoo.. Dan selama itu selalu melewatkan moment ini. Alasannya sih selalu ada kesibukan lain. Tapi di lain sisi, entah kenapa saya tidak terlalu suka ngumpul dengan begitu banyak orang. Sukanya yang privat, sedikit partisipan, hehehee.. I dont know why :D

Bagaimanapun, tanpa kopdar saya juga sudah mendapatkan banyak teman baik. Dan saya akan mengenang kebersamaan indah dengan kalian di multiply. Huhuhuu... Sekarang, warga multiply sudah berbondong-bondong mengungsikan blognya ke tempat lain. Sebagian besar ke wordpress, sebagian yang lain ke blogspot. Sempat pengen juga bikin akun di wp, sekedar untuk menyambung silaturahim dengan mantan warga mp yang pindah ke sana. Tapi, takut nanti terbengkalai dan tidak terurus. Untuk sementara ini, saya di sini aja dulu. Harapannya, kita tidak putus silaturahim ya temans. Dan percayalah, MP dan kalian akan selalu ada di kenangan... :)





Rabu, 07 November 2012

Idul Adha 1433 H

Just wanna post some pictures from our-first-Idul Adha-with-Raihan. Picts are taken by my Blackberry Curve (missing my pocket camera T_T)

I brought his bouncer and as we sholat, he sat quietly there :-*



Okay, maybe i should change the title with: Raihan's First Idul Adha :D

Selasa, 06 November 2012

Srikandi Recipe

Andiah
Hari Senin stand by di kantor?
Kalo aku mau nganter tester makanan bisa? 

Berawal dari sebuah pesan di layanan bbm yang masuk weekend kemarin. Pengirimnya adalah seorang kenalan. Sahabat suami, lebih tepatnya. Mbak Anas namanya. Dia ini ibu rumah tangga dengan seorang anak perempuan yang sekarang usianya satu setengah tahun. Memutuskan untuk resign dari kantor demi mengurus anaknya, selain juga meneruskan kuliahnya. Ah, saya selalu salut dengan keputusan resign dari kantor dan mengurus keluarga :') Beberapa waktu yang lalu, nampaknya si Mbak membuka usaha barunya. Menjual makanan homemade dengan brand "Srikandi Recipe". Srikandi sendiri adalah potongan nama anak perempuannya.

Begitulah, akhirnya Senin kemarin seorang kurir datang menemui saya di kantor dan mengantarkan tiga jenis makanan ini: lasagna, brownies, dan kentang panggang. Seperti ini penampakannya.

Brownies, kentang panggang, lasagna

Langsung saya puter-puterin ke seantero ruangan. Dan mereka bilang yuummmyyyy untuk lasagnanya. Memang lasagnanya enak, kejunya berasa, juga lembut. Pas deh pokoknya.

Lasagna. Maaf fotonya jelek :(

Favorit kedua itu browniesnya. Memang beda ini brownies. Pakai oat sebagai pengganti tepung terigu (tentang kelebihan oat sebagai bahan makanan bisa dilihat di sini). Jadi teksturnya sedikit berbeda dengan brownies pada umumnya. Sedikit lebih kasar kalau menurut saya, tapi malah bikin enak. Sampe ada seorang temen yang suka bener sama ini kue, padahal sebenernya dia kurang suka brownies *asli lho ini dari testimoni temen :D  (sayang browniesnya ga saya foto karena keburu ludes)

Baked cheese potato :)

Kalau kentang panggangnya sendiri, entah kenapa saya malah suka nih, walaupun teman-teman pada kurang antusias. Menurut mereka karena isinya cuma kentang. Heheheheee... Kalau menurut saya siih, soalnya kentangnya ini ngejuuu...hhmmm...

Dan akhirnya, pada pesen dong. Sebagian besar sih order lasagna. Kalo saya, pengen nyobain menu lainnya, jadi pesen yang baru lagi. Overall "Srikandi Recipe" ini recommended. Nggak percaya? Coba aja sendiri ;)


Sebelum licin tandas, difoto dulu :D





Jumat, 02 November 2012

Berburu aksesoris cantik di Asemka

Jakarta itu emang surganya belanja. Mulai dari yang mahaaalll, sampai yang muraaahh, semua ada di sini. Mulai dari mall, sampai pasar tradisional, tinggal pilih. Jakarta juga surganya belanja grosir. Sebutlah Tanah Abang, Blok M, Jatinegara, Mangga Dua, Cempaka Mas, Mall Ambassador, Senen, Thamrin City, mana lagi coba sebut deh, saya nggak apal :p

Nah, tadi saya baru aja nyoba belanja di Asemka. Kalo denger namanya si udah lama. Tapi baru tadi ini bener-bener ke sana. Lokasinya deket sama Stasiun Kota. Kalau ditanya directionnya, saya nggak paham, maaapp... Asemka ini pusat belanja aksesoris gitu deh. Ada juga souvenir pernikahan, mainan anak-anak, stationary, macem-macem pokoknya. Yang paling penting di sini, harga bersahabat.

Asemka. Gambar diambil dari sini

Secara umum, barang-barang di Asemka dijualnya grosiran, bukan eceran. Tapi kita boleh kok membeli 3, 6, atau kelipatannya. Kecuali kalo penjualnya bilang ga boleh ya udah. Hehehehee... Tempatnya sendiri, ada yang memakai lahan bekas parkiran gedung, ada yang emang di dalem gedung. Ada yang ber-AC, ada yang panas-panasan. Kalau kata temen, tempat nggak nyaman, tapi harga nyaman :)

Dan ini hasil belanjaan kami tadi:

Jilbab headband, selusin IDR 150.000, satuannya IDR 12.500
Jilbab headband juga, selusin IDR 48.000, satuan IDR 4.000
Sabuk, beli satuan @IDR 10.000 saja
Bros, satu renteng gitu IDR 30.000. Satuannya @IDR 10.000
Bros bunga dari kain. Satu lusin IDR 36.000, berarti satuannya IDR 3.000
Satu renteng isi 4 buah, IDR 24.000
Satu lusin IDR 96.000. Satuan @IDR 8.000

Nggak semua belanjaan dipotret sih.. Maap juga hasilnya jelek karena motret pake hp doang, di toilet pula *please deeh, penting gitu disebutin :p

Karena kami tadi perginya bertiga, jadi kami bisa join beli ini itu. Bagi-bagi gitu. Jadi lebih irit kan? Bisa dapet banyak juga. Hehehehee..Pokoknya, puass belanja di sini. Nggak pake nawar lagi , yang mana saya males banget lakuin kalo lagi belanja *emang bukan emak-emak sejati, hihihi...

Oiya, mana ketemu kakak ipar lagi pas lagi belanja. Hahahahaaa dasar sama-sama emak. Kayaknya si dia habis beli mainan buat krucils kakak-kakaknya Raihan, soalnya bawa-bawa kardus lumayan gede.

Mmm....mungkin lain kali dicoba belanja ke sini pas lagi libur. Soalnya kalo belanja di hari kerja--pas waktu istirahat ya ini tadiiii...-- nggak puas dan terburu-buru banget.

Okay, kesimpulannya, kalau mau cari aksesoris muraaahh, silakan datang ke Asemka. Dijamin puaasss ^^




Kamis, 25 Oktober 2012

Raihan, 8 Bulan

25 Oktober 2012
Wah, masya Allah.. nggak berasa Raihan udah ulang bulan yang ke delapan. Mau menuliskan tumbuh kembangnya di sini. Agak telat sih yaaa, baru mulai di bulan yang ke delapan ini. Tapi gapapa lah, daripada tidak sama sekali. Hihihi..

Raihan sekarang udah bisa...
Duduk sendiri, walaupun belum tegak. Iyaa..duduk tapi masih disangga sama tangannya itu looh. Jadi badannya agak miring-miring ke depan gitu. Belum bisa duduk sambil pegang mainan. Mm..kalau didudukin gitu udah bisa bertahan 5 menit deh. Habis itu dia menjatuhkan diri ke belakang. Agak serem juga si ya. Mana njatohin badannya ga liat-liat tempat. Tapi selama ini selalu dijagain si pasti. Mainannya juga selalu di kasur.

 
 Jangan tertipu sama kedua foto di atas ya
Sebenarnya ayahnya ada di sampingnya jagain, hihihi


Main ci-luk-ba. Dari tujuh bulan udah bisa maen ini, dan Raihan selalu excited. Kalau ada orang ngumpet ga keliatan, bakal dicariin, celingak-celinguk ke sana ke mari.
Minta gendong. Kalau liat orang yang familiar, dia bisa menjulur-julurkan kedua tangannya, minta digendong.
Diajak berhitung. Kalau kita bilang: Berhitung yuuk..satuu..dua...tigaa... Raihan bakal megang-megangin jari tangannya seolah-olah berhitung. Pinterrr.. *muji anak sendiri*
Bertepuk tangan. Keahlian barunya ini pertama kali diperlihatkan ke bundanya weekend kemarin ini. Dan sekarang, hobi Raihan adalah bertepuk tangan. Seringnya saya ajakin nyanyi balonku sambil tepuk tangan :D

Balonkuu ada limaa..

Mainan bb, Kalau bundanya lagi gabisa nemenin main (misal lagi ke kamar mandi atau sholat), Raihan dikasih aja bb bunda. Trus diem deh dia pencet-pencet ;p
Menjangkau benda-benda di sekitarnya. Kalau lagi duduk, trus dia melihat sesuatu yang menarik, Raihan akan berusaha mengambil benda tersebut. Kalau nggak bisa, dia tereak-tereak
Marah. Kalau nggak suka sama sesuatu, Raihan bakal tereak-tereak. Kalo nggak digubris, teriakannya naik tingkat jadi nangis. Duuh..niru siapa Nak? :)
Ngoceh: wawawawawaaa!! buubububububu!! mbuu...mbaa.. Kadang kalau lagi nangis, suara yang keluar kedengeran kayak: aaa yaaahh sama emmm baahh...

Raihan belum bisa....
Duduk tegak dalam waktu lama. As i said before, duduknya tu masih miring-miring ke depan. Kalo capek, dia bakal nyender ke yang ada di deketnya, atau njatohin diri sendiri.
Merangkak. Sampai sekarang, tahap perkembangannya baru sampai menungging-nunggingkan pantat. Raihan juga belum bisa ngangkat badan ke posisi push up

Raihan sekarang udah punya....
2 gigi susu di bawah, dan 1 gigi atas. Kok yang atas cuma satu? Entahlah, mungkin temannya belum keliatan :p

Raihan sekarang udah makan....
Bubur: beras coklat, beras merah, merah wangi, jagung, ubi, pisang (ini yang disebut adalah aneka rasa bubur gasol) dan oatmeal
Sayur: buncis, brokoli, wortel, zucchini, jagung manis, labu parang, bayam, kentang
Buah: alpukat, apel, pear, pisang, melon, pepaya, jeruk baby
Protein: tahu
Biskuit: dikasih Farley rasa original buat teething

Raihan belum mulai makan...
Nasi, karena bundanya baru aja dikasih pinjem slow cooker. Huahuahuahuaaa.... Pengennya ga mau repot, jadi maunya bikin nasi tim pake slow cooker. Nah, kemaren baru dikasih pinjem SCnya temen kantor yang udah ga dipake. Katanya, udah dipake aja, daripada nggak kepake di rumah. Tapi sampai sekarang belum dicoba :p
Protein. Belum ngasih kaldu dan ayam ke Raihan. Mungkin besok liburan ini


Sehat-sehat terus ya Nak
Tumbuh jadi anak cerdas dan kuat
Bunda dan ayah always love you :-*

Senin, 22 Oktober 2012

(Capturing Moments) Raihan sudah besar



Raihan kelihatan sudah besar di sini. Padahal kalo duduk tegak juga belum bisa bertahan lama :D





Selasa, 16 Oktober 2012

Ayahbunda dan Dua Kehamilan yang Berbeda



Cinta, terima kasih karena telah hadir dan mewarnai hidup Bunda
Walau hanya sebentar saja...
Terima kasih
karena kau telah memberikan Bunda kesempatan 
mencicipi nikmatnya keajaiban bernama kehamilan
Walau hanya sebentar saja...


Aku membuka mata, lalu menutupnya lagi. Ngantuk. Kubuka mata lagi. Mencoba membukanya lebar-lebar. Samar lalu semakin jelas, tampak suamiku duduk di sampingku. Kulirik jam dinding. Sudah satu jam berlalu sejak aku terakhir melihatnya.

Tak lama kemudian Ibu Dokter yang menanganiku datang.

“Udah siuman,” katanya sambil tersenyum. Kucoba membalas seyumannya.
”Saya masih bisa hamil kan Dok?”
”Ya bisalah Buu. Bisa banget,” dia tersenyum lebar, “Ya udah, saya pamit dulu ya Bu.. Ibu nanti udah boleh langsung pulang,”
“Makasih Dok..”

Tinggal kami berdua di ruangan itu. Kupikir aku sudah tegar, tapi demi melihat suamiku di sana, entah kenapa air mata ini keluar, deras dan semakin deras. Laki-laki itu hanya memegang tanganku sambil memaksakan senyum.

***

Pagi itu, aku bangun dengan bersemangat. Ini pagi yang kutunggu. Sudah beberapa hari belakangan aku punya feeling kalau aku hamil. Pagi ini aku akan tes kehamilan menggunakan testpack.

Segera kutuju kamar mandi. Tak lama kemudian, aku heboh membangunkan suami. POSITIF! Rasanya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Takjub, panik, khawatir, tapi yang paling dominan: bahagia. Rasa-rasanya aku tak bisa berhenti tersenyum hari itu. Suami juga demikian. Kami adalah pasangan paling bahagia.

Weekend adalah saat memeriksakan diri ke dokter kandungan. Alhamdulillah, kantong kehamilan sudah terlihat, walaupun belum tampak isinya. Kami pun membuat janji pertemuan yang selanjutnya dengan Ibu Dokter.

Suami yang senang karena isterinya hamil, memberitahu temannya di kantor tentang kabar bahagia itu. Dan dua orang sahabat perempuannya berbaik hati memberikan oleh-oleh untuk dibawa ke rumah. 2 kotak susu hamil merk berbeda untuk dicicipi, dan majalah ayahbunda edisi 9 Bulan yang Menakjubkan.

gambar diambil dari sini

Sebelum hamil, aku sudah mengenal ayahbunda. Baik tabloid maupun websitenya. Tapi baru tau saat itu kalau ada majalah ayahbunda edisi kehamilan. Saat majalah itu sampai di tangan, kubolak-balik semua halamannya. Tak satupun terlewatkan.


Bagian paling favoritku tentu saja adalah tahapan perkembangan janin dari minggu ke minggu. Setiap kali membuka majalah itu, setiap kali kubaca lagi dan lagi halaman tentang perkembangan janin. Membayangkan bahwa seperti itulah yang sedang terjadi di dalam rahimku. Amazing!

gambar diambil dari sini
Tapi... keajaiban kecil itu tidak berlangsung lama. Pada suatu pagi yang cerah, saat itu weekend. Aku dan suami sedang beraktivitas di luar ruangan, ketika tiba-tiba saja aku perdarahan spontan. Sontak aku dan suamiku segera menuju ke rumah sakit. Sayang, janin kami tidak dapat diselamatkan. Dia telah pergi.

***

Tiga bulan berlalu. Kuambil majalah ayabunda dari atas lemari pakaian kami. Waktu itu aku melihat suamiku meletakannya di sana. Mungkin ingin menyembunyikannya dari isterinya yang sedang memulihkan diri pasca keguguran. Kubuka kembali lembar demi lembarnya. Aku tidak sedih lagi, sungguh. Apalagi Allah telah mengganti kehilanganku yang kemarin. Ya. Aku telah hamil lagi. Alhamdulillah…

***
Namanya Abiyyu Athar Raihan. Panggilannya Raihan :)


Raihan, begitu aku menamakan malaikat kecilku, sudah berusia tujuh bulan sekarang. Sejak awal kehamilan sampai menjelang kelahirannya, Ayahbunda selalu menemaniku. Menjadi panduan ketika aku hamil dan jauh dari orang tua. Menjadi sahabat setiaku kala aku dan suami harus LDR karena aku menginginkan untuk melahirkan di kampung halaman. Terima kasih Ayahbunda. Terima kasih karena telah menemaniku di dua kehamilanku.



Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba menulis blog "Aku dan ayahbunda"
Selamat ulang tahun yang ke-35 untuk Ayahbunda. Terima kasih karena telah menjadi partner setia para ayah dan bunda selama 35 tahun ini. Semoga Ayahbunda semakin suksess! ^_^ 

 

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...