Gambar diambil dari sini |
Yuda memasukkan buku terakhir ke dalam koper. Ini hari terakhir dia
melihat rumahnya sebelum terbang ke luar negeri. Sebenarnya dia sudah tidak
ingin kembali lagi, tapi ada yang harus diambilnya sebelum dia benar-benar pergi.
”Ma? Ma?” sebuah suara yang sangat dikenalnya terdengar dari dalam kamar
utama. Pelan dia mendekat, lalu membuka pintu dengan hati-hati. Sitta tampak
masih tidur, sementara Rena, anak mereka terlihat sedang mengucek-ngucek
matanya.
Dia menutup pintu kembali. Ada sesak yang menghimpit dada tiba-tiba,
melihat wanita yang sangat dicintainya di sana. Wanita terindah yang telah
menemani hidupnya selama sepuluh tahun terakhir. Menemaninya melewati pasang
surut hidup, susah dan senang bersama.
Yuda buru-buru melangkah menuju pintu ruang tamu. Semalam dia sudah bilang
ke Sitta akan datang pagi-pagi sekali. Selesai urusannya, dia akan langsung
pergi.
Pintu dikuncinya dengan baik. Setelah itu dia mengecek pintu samping yang
langsung menuju dapur. Aman. Pandangannya tertumbuk pada sepeda pink yang
terparkir di carport. Milik Rena. Weekend seperti ini biasanya dia akan
mengajari Rena naik sepeda, keliling kompleks. Dielusnya sepeda itu sebentar,
lalu ia buru-buru melangkah ke gerbang. Ditutupnya gerbang itu pelan-pelan,
lalu dikuncinya.
Yuda menyeret kopernya menuju sedan hitam yang terparkir di jalan seberang
rumahnya. Dibukanya pintu mobil dan dilihatnya wanita itu disana. Wanita cantik
yang telah merebut segala keindahan dari Sitta setahun terakhir ini.
”Sudah?” Lisa bertanya pelan. Yuda mengangguk. Dia menyesal kenapa dulu
sempat bertemu Lisa.
”Nggak papa kan?” wanita itu tersenyum. Ah, senyum itu melelehkan hatinya.
Mengalirkan kehangatan. Digenggamnya tangan wanita itu. Dibalas dengan
genggaman yang lebih erat, seolah ingin menguatkan. Yuda menoleh, ”Kamu, adalah
wanita terindah yang hadir dalam hidupku, Sayang...” Lisa tertawa.
Derum suara mobil memecah
keheningan di dalam rumah itu. Rena berlari ke ruang tamu, lalu menyibak
gorden yang masih tertutup. “Papa itu Maa? Papa itu ya Maaaaa??” teriaknya dari ruang tamu. Sitta
menyusut dua bulir bening yang mengalir di matanya.
***
jumlah kata: 303
"Flash Fiction ini disertakan dalam Giveaway BeraniCerita.com yang diselenggarakan oleh Mayya dan Miss Rochma."
weeeeeeew
BalasHapussukses ya dek GAnyaa
kalo masalah FF, gak berani saya
hahaha
Lhooohh? Kok nggak berani?
HapusAyo Mbak ikut ;)
hwaa, udah lama ga baca FF andi, bagus an :D
BalasHapusIyah, tergelitik bikin lagi karena ada lomba ini
HapusAyo Phil ikut juga :D
hadirnya wanita lain, kalau ada dua yg terindah berarti ??? #eh
BalasHapuskoment gak jelas...*_*
sukses ya ^^
Berarti?
HapusBerarti apa mbak? :D
makasih udah mampir :)