Rabu, 30 Januari 2013

Bekerja untuk apa?



Langit masih gelap saat aku bangun dengan tergagap dan lantas melihat jam di handphone yang tak pernah jauh-jauh dari tempat tidur. Fiuuhh..masih jam 4 pagi. Dengan mata masih berat dan pikiran yang menyuruhku kembali menarik selimut, aku bangun perlahan, sebisa mungkin tidak membangunkan bayi sebelas bulan yang tertidur lelap di sebelahku, lantas menuju ke dapur. Asisten rumah tangga kami sudah sedang memasak di sana. “Eh, Bunda udah bangun..” katanya.

Biasanya aku akan merebahkan tubuh kembali, tidur-tiduran saja sekitar lima menit di depan tv, sambil menunggu nyawaku terkumpul sepenuhnya. Lalu setelah itu menyambar handuk dan segera masuk kamar mandi untuk mandi. Setengah lima aku selesai mandi. Sebelum sholat subuh, kubangunkan suamiku yang masih terlelap. Pekerjaan yang satu ini agak susah, Butuh kesabaran tinggi, hehehehee.. :p

Biasanya saat kami sedang bersiap-siap seperti itu, Raihan, anak kami bangun tidur. Kalau saat bangun tidak ada siapa-siapa di sekitarnya, Raihan akan merengek-rengek, tapi setelah diangkat dan dibawa ke ruang tengah, dikelilingi mainan-mainannya, dia akan diam, lalu asik sendiri.

Jam 5 pagi aku dan suami pun siap berangkat. Kami memang harus berangkat pagi demi mengantisipasi kemacetan dan agar tidak terlambat sampai kantor. Raihan dengan rambut dan bajunya yang acak-acakan akan mengantarkan kami dari depan rumah. Aku tak henti melambaikan tangan sampai wajahnya hilang di tikungan.

Siapa yang tak ingin menemani anak bermain? Mengikuti setiap perkembangannya. Merawatnya, memandikannya, menyuapinya makan, menemaninya tidur. Aku pun ingin melakukannya. Tapi sampai saat ini keluarga kami belum mampu. Sampai saat ini aku masih harus bekerja, full seharian. Ini konsekuensi atas sebuah pilihan. Dan aku tidak pernah ingin menggugat pilihanku sendiri, meskipun kadang terasa berat, dan sesekali di satu waktu terlempar keluh dari mulut.

Kami melewati jalanan yang padat. Mencoba menikmatinya. Berdua. Kapan lagi ada waktu untuk berdua selain di jalanan menuju kantor?

gambar diambil dari sini

Alam masih gelap, bulan masih bersinar indah di sana. Tapi lihatlah, jalanan sudah begitu ramainya. Orang-orang di pinggir jalan sudah rapi dengan tas dan bawaannya. Lampu-lampu kendaraan terlihat berseliweran saling mendahului satu sama lain. Lihatlah, ternyata di luar sana kami tidak sendirian bangun pagi. Lihatlah betapa banyak orangtua yang juga pergi meninggalkan anaknya pagi buta. Lihatlah. Mereka juga bekerja keras. Atau mungkin lebih keras.

Aku menarik napas panjang. Malu sendiri dengan pemikiranku yang sudah diliputi keluh kesah.




Setibanya di kantor, aku menuju mejaku. Melirik tumpukan berkas yang entah kenapa tak pernah ada habisnya. Melirik ternyata ada berkas baru yang tergeletak di atas komputer. Sudah sejak 3 bulan terakhir aku memegang kepegawaian, dari sebelumnya selama 2 tahun menjadi sekretaris.

Tantanganku kali ini bukan dalam masalah materi pekerjaannya, tetapi hubungan dengan para pegawai. Kepegawaian, mengurus segala hal yang berkaitan dengan pegawai, masalah absensi, penilaian pegawai, tunjangan, cuti, kenaikan pangkat, dan lain sebagainya. Dengan ini, aku menyadari bahwa setiap pekerjaan mempunyai tanggung jawabnya masing-masing. Dulu saat masih menjadi sekretaris, aku bertanggung jawab terhadap bos. Mengurus segala keperluan dan jadwalnya. Sekarang, tanggung jawabku tidak hanya kepada bos saja, tetapi kepada seluruh pegawai. Contohnya hal kecil saja, masalah gaji *ngomong-ngomong, kayaknya gaji gabisa dibilang hal kecil. Memang sepenuhnya bukan tanggung jawabku, tapi karena aku yang mengurus absensi-dan atas dasar itulah gaji diberikan-maka akulah yang bertanggung jawab terhadap gaji orang-orang di ruanganku. Maka, pernah juga orang mendatangiku di awal bulan untuk bertanya: ”kok aku kena potongan sekian?” Dan yaahh, manusia tak pernah lolos dari lubang kesalahan. Aku pun pernah melakukan kesalahan dengan ketidaktelitian yang menyebabkan orang lain kena potongan gaji. Maaf ya... T_T

Orang-orang kadang suka menyepelekan masalah kepegawaian. Memang terlihat tidak penting dan menyebalkan, sedikit-sedikit disuruh mengumpulkan berkas ini, sedikit-sedikit bikin surat keterangan, tak jarang dari mereka ada yang enggan bila dimintakan sesuatu. Kalau sudah seperti itu, aku sendiri kadang malas untuk mengurusnya. Sebenarnya ini untuk kepentingan siapa? Urusan siapa? Kok jadi aku yang repot? Tapi setiap kali itu datang, aku berusaha mengingatkan diri demi meningkatkan mood dan semangat: mudahkan urusan orang, nanti urusanmu dimudahkan. Setiap kali kuulang-ulangi dalam hati agar jangan mempersulit orang lain, jangan mengeluh. Mudahkan urusan orang, nanti urusanmu dimudahkan.

Teringat aku sebuah kalimat yang pernah diucapkan oleh seorang sahabat lama, sampai sekarang masih terus terngiang-ngiang dalam benak:
 Khoirunnas anfa’uhum linnas

Rasulullah pernah mengatakan demikian. Khoirunnas anfa’uhum linnas, sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaat bagi orang lain.

Kalimat itu menjadi pemicu semangatku dalam berkerja. Apakah aku sudah cukup bermanfaat bagi orang lain? Ataukah hanya menjadi beban dan merepotkan orang lain?

Apakah bekerjaku sudah bermanfaat bagi orang lain? Apakah bekerjaku benar-benar sudah membantu mereka? Ah ya, tentu saja aku ingin menjadi manusia seperti yang dikatakan oleh Kanjeng Nabi. Meskipun mungkin masih jauh panggang dari api.

Kita bekerja keras pagi sampai menjelang malam, meninggalkan keluarga di rumah, kadang dijejali rasa bersalah karena tidak bisa membersamai anak sepanjang waktu, apa gunanya? Apa gunanya kalau kita tidak memanfaatkan waktu kerja itu dengan sebaik-baik kemampuan yang kita miliki? Apa gunanya kalau tidak disertai niat yang tulus? Mungkin semua arti kerja keras itu hanya akan sia-sia. Dan itu sangat menyedihkan....

gambar diambil dari sini


Hari sudah senja. Kubereskan kertas-kertas yang bertebaran di atas meja, kumasukkan barang-barangku ke dalam tas, tak ingin menunda lama untuk bertemu yang tersayang di rumah. Semoga hari ini aku sudah cukup bermanfaat untuk orang lain. Semoga kamu juga :)

***


"Postingan ini diikutsertakan pada Motivawritter Giveaway". Silakan klik link tersebut dan ikutan giveawaynya. Buruaaannn!! :D



2 komentar:

  1. toss dulu ah, sama-sama kepegawaian

    makasih ya dek, udah diingetin..
    kena banget di hatikuuh

    dek lilis, ane vote andiah sbg pemenenang GAnya yaa

    BalasHapus
  2. waah menang GA nya ya ndi,, selamat yaa ^__^
    kog mewek baca ini, kebayang nanti bakalan ninggalin anak di rumah dr pagi sampe malem T.T

    BalasHapus

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...