Langit masih gelap saat aku
bangun dengan tergagap dan lantas melihat jam di handphone yang tak pernah
jauh-jauh dari tempat tidur. Fiuuhh..masih jam 4 pagi. Dengan mata masih berat
dan pikiran yang menyuruhku kembali menarik selimut, aku bangun perlahan,
sebisa mungkin tidak membangunkan bayi sebelas bulan yang tertidur lelap di
sebelahku, lantas menuju ke dapur. Asisten rumah tangga kami sudah sedang
memasak di sana.
“Eh, Bunda udah bangun..” katanya.
Biasanya aku akan merebahkan tubuh
kembali, tidur-tiduran saja sekitar lima
menit di depan tv, sambil menunggu nyawaku terkumpul sepenuhnya. Lalu setelah
itu menyambar handuk dan segera masuk kamar mandi untuk mandi. Setengah lima aku selesai mandi.
Sebelum sholat subuh, kubangunkan suamiku yang masih terlelap. Pekerjaan yang
satu ini agak susah, Butuh kesabaran tinggi, hehehehee.. :p
Biasanya saat kami sedang
bersiap-siap seperti itu, Raihan, anak kami bangun tidur. Kalau saat bangun
tidak ada siapa-siapa di sekitarnya, Raihan akan merengek-rengek, tapi setelah
diangkat dan dibawa ke ruang tengah, dikelilingi mainan-mainannya, dia akan
diam, lalu asik sendiri.
Jam 5 pagi aku dan suami pun siap
berangkat. Kami memang harus berangkat pagi demi mengantisipasi kemacetan dan
agar tidak terlambat sampai kantor. Raihan dengan rambut dan bajunya yang
acak-acakan akan mengantarkan kami dari depan rumah. Aku tak henti melambaikan tangan sampai wajahnya
hilang di tikungan.
Siapa yang tak ingin menemani anak bermain? Mengikuti setiap
perkembangannya. Merawatnya, memandikannya, menyuapinya makan, menemaninya
tidur. Aku pun ingin melakukannya. Tapi sampai saat ini keluarga kami belum
mampu. Sampai saat ini aku masih harus bekerja, full seharian. Ini konsekuensi
atas sebuah pilihan. Dan aku tidak pernah ingin menggugat pilihanku sendiri,
meskipun kadang terasa berat, dan sesekali di satu waktu terlempar keluh dari
mulut.
Kami melewati jalanan yang padat. Mencoba menikmatinya. Berdua. Kapan lagi
ada waktu untuk berdua selain di jalanan menuju kantor?
gambar diambil dari sini |
Alam masih gelap, bulan masih bersinar indah di sana. Tapi lihatlah,
jalanan sudah begitu ramainya. Orang-orang di pinggir jalan sudah rapi dengan
tas dan bawaannya. Lampu-lampu kendaraan terlihat berseliweran saling mendahului
satu sama lain. Lihatlah, ternyata di luar sana kami tidak sendirian bangun
pagi. Lihatlah betapa banyak orangtua yang juga pergi meninggalkan anaknya pagi
buta. Lihatlah. Mereka juga bekerja keras. Atau mungkin lebih keras.
Aku menarik napas panjang. Malu sendiri dengan pemikiranku yang sudah
diliputi keluh kesah.
Setibanya di kantor, aku menuju mejaku. Melirik tumpukan berkas yang entah
kenapa tak pernah ada habisnya. Melirik ternyata ada berkas baru yang
tergeletak di atas komputer. Sudah sejak 3 bulan terakhir aku memegang
kepegawaian, dari sebelumnya selama 2 tahun menjadi sekretaris.
Tantanganku kali ini bukan dalam masalah materi pekerjaannya, tetapi
hubungan dengan para pegawai. Kepegawaian, mengurus segala hal yang berkaitan
dengan pegawai, masalah absensi, penilaian pegawai, tunjangan, cuti, kenaikan
pangkat, dan lain sebagainya. Dengan ini, aku menyadari bahwa setiap pekerjaan
mempunyai tanggung jawabnya masing-masing. Dulu saat masih menjadi sekretaris,
aku bertanggung jawab terhadap bos. Mengurus segala keperluan dan jadwalnya.
Sekarang, tanggung jawabku tidak hanya kepada bos saja, tetapi kepada seluruh
pegawai. Contohnya hal kecil saja, masalah gaji *ngomong-ngomong, kayaknya gaji
gabisa dibilang hal kecil. Memang sepenuhnya bukan tanggung jawabku, tapi
karena aku yang mengurus absensi-dan atas dasar itulah gaji diberikan-maka
akulah yang bertanggung jawab terhadap gaji orang-orang di ruanganku. Maka,
pernah juga orang mendatangiku di awal bulan untuk bertanya: ”kok aku kena
potongan sekian?” Dan yaahh, manusia tak pernah lolos dari lubang kesalahan.
Aku pun pernah melakukan kesalahan dengan ketidaktelitian yang menyebabkan
orang lain kena potongan gaji. Maaf ya... T_T
Orang-orang kadang suka menyepelekan masalah kepegawaian. Memang terlihat
tidak penting dan menyebalkan, sedikit-sedikit disuruh mengumpulkan berkas ini,
sedikit-sedikit bikin surat keterangan, tak jarang dari mereka ada yang enggan
bila dimintakan sesuatu. Kalau sudah seperti itu, aku sendiri kadang malas
untuk mengurusnya. Sebenarnya ini untuk kepentingan siapa? Urusan siapa? Kok
jadi aku yang repot? Tapi setiap kali itu datang, aku berusaha mengingatkan
diri demi meningkatkan mood dan semangat: mudahkan urusan orang, nanti urusanmu
dimudahkan. Setiap kali kuulang-ulangi dalam hati agar jangan mempersulit orang
lain, jangan mengeluh. Mudahkan urusan orang, nanti urusanmu dimudahkan.
Teringat aku sebuah kalimat yang pernah diucapkan oleh seorang sahabat
lama, sampai sekarang masih terus terngiang-ngiang dalam benak:
Khoirunnas anfa’uhum linnas
Rasulullah pernah mengatakan demikian. Khoirunnas anfa’uhum linnas,
sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaat bagi orang
lain.
Kalimat itu menjadi pemicu semangatku dalam berkerja. Apakah aku
sudah cukup bermanfaat bagi orang lain? Ataukah hanya menjadi beban dan
merepotkan orang lain?
Apakah bekerjaku sudah bermanfaat
bagi orang lain? Apakah bekerjaku benar-benar sudah membantu mereka? Ah ya, tentu saja aku ingin menjadi
manusia seperti yang dikatakan oleh Kanjeng Nabi. Meskipun mungkin masih jauh
panggang dari api.
Kita bekerja keras pagi sampai menjelang malam, meninggalkan keluarga di
rumah, kadang dijejali rasa bersalah karena tidak bisa membersamai anak
sepanjang waktu, apa gunanya? Apa gunanya kalau kita tidak memanfaatkan waktu
kerja itu dengan sebaik-baik kemampuan yang kita miliki? Apa gunanya kalau
tidak disertai niat yang tulus? Mungkin semua arti kerja keras itu hanya akan
sia-sia. Dan itu sangat menyedihkan....
gambar diambil dari sini |
Hari sudah senja. Kubereskan kertas-kertas yang bertebaran di atas meja, kumasukkan barang-barangku ke dalam tas, tak ingin menunda lama untuk bertemu yang tersayang di rumah. Semoga hari ini aku sudah cukup bermanfaat untuk orang lain. Semoga kamu juga :)
***
"Postingan ini diikutsertakan pada Motivawritter Giveaway". Silakan klik link tersebut dan ikutan giveawaynya. Buruaaannn!! :D
toss dulu ah, sama-sama kepegawaian
BalasHapusmakasih ya dek, udah diingetin..
kena banget di hatikuuh
dek lilis, ane vote andiah sbg pemenenang GAnya yaa
waah menang GA nya ya ndi,, selamat yaa ^__^
BalasHapuskog mewek baca ini, kebayang nanti bakalan ninggalin anak di rumah dr pagi sampe malem T.T