Sebagai anak pertama, sering saya berandai-andai mempunyai seorang kakak. Kakak laki-laki, tempat saya bisa bebas bercanda, bermanja, dan berantem, hehe. Entah kenapa, yang saya mau, kakak laki-laki, bukan perempuan. Mungkin karena saya melihat teman-teman di sekitar yang mempunyai kakak laki-laki. Mereka bisa berangkat dan pulang sekolah bareng, atau pergi-pergi dengan diantar-jemput kakak laki-lakinya. Tapi yang saya miliki hanyalah seorang adik laki-laki. Saya tidak punya kakak. Dan tentu saja tidak bisa meminta. Walaupun dulu saya sering bertanya ke ibu: "Kenapa sih, aku nggak punya kakak cowok?" :D
Obsesi masa kecil. Mungkin itulah yang terjadi. Saya tidak punya kakak laki-laki. Makanya, setiap kali membayangkan tentang anak dan masa depan, yang saya inginkan adalah punya anak pertama laki-laki. Agar dia bisa menjadi kakak untuk adik-adiknya. Mungkin karena itu juga, saya menamai 'calon anak' saya yang tidak sempat dilahirkan dengan nama Azka Auliya. Meskipun kata ibu saya, jatohnya seperti nama anak perempuan. Dalam pikiran saya, dia seorang calon bayi laki-laki. Dan kembali ke namanya, Azka Auliya, saya jadi berpikir lagi: bisa saja nama itu untuk anak laki-laki atau perempuan. Toh pada saat dia pergi, kami belum mengetahui jenis kelaminnya. Salam rindu untuk Azka sayang nun jauh di sana :-*
Di kehamilan kedua ini, saat ada orang bertanya, "Pengennya cowok atau cewek?". Saya pikir saya sudah tidak seobsesif kala sebelumnya. Setelah direnungi dan dipikir-pikir, saya mau juga punya anak pertama perempuan. Setelah kehamilan saya semakin besar, saya pikir, lucu juga punya anak perempuan. Saya suka aksesori bayi-bayi perempuan. Saya suka baju-bajunya. Dan pasti akan menyenangkan sekali menghiasi rambutnya dengan bando-bando atau pita yang lucu. Jadi saya pun pasrah, malah cenderung mengharapkan bayi perempuan sebagai anak pertama saya.
Saat kehamilan saya memasuki bulan kelima, dokter sudah bisa mengecek jenis kelamin calon anak kami. Hasilnya? Laki-laki katanya. Saya hanya tersenyum lebar. My first, will be a boy. Lalu bulan keenam pun menjelang. Kata dokter, semakin terlihat kalau dia memang laki-laki. Alhamdulillah.. Sebenarnya, saya sudah tidak ada kecenderungan, laki-laki dan perempuan sama saja. Tapi Allah ternyata mendengar keinginan masa kecil saya. Semoga jagoan kecil kami, selalu sehat di dalam sana. Bunda sudah tidak sabar memeluk dan menciummu Nak. Insya Allah, 3 bulan lagi kita bertemu :)
*picture taken from here
Tidak ada komentar:
Posting Komentar