Kamis, 07 Maret 2013

Mereka Melihat 'NGAPAK' Sebagai Peluang


"Perkenalkan, nyong Andiah. Asal sekang Purbalingga, Jawa Tengah. Ngapakers asli!"

Awalnya saya tidak hendak ikut giveaway yang diadakan oleh Niar Ningrum tentang kecintaan terhadap bahasa daerah, karena saya juga tidak punya pandangan mengenai bahasan apa yang akan saya tulis. Tapi setelah membaca postingannya Lilis di sini, jiwa ngapakers saya bangkit dan tiba-tiba bersemangat ingin menulis tentang sesuatu yang selama ini jadi identitas saya #cieehh

Menurut Wikipedia,
Dialek Banyumasan atau sering disebut Bahasa Ngapak adalah kelompok bahasa bahasa Jawa yang dipergunakan di wilayah barat Jawa Tengah, Indonesia. Beberapa kosakata dan dialeknya juga dipergunakan di Banten utara serta daerah Cirebon-Indramayu. Logat bahasanya agak berbeda dibanding dialek bahasa Jawa lainnya. Hal ini disebabkan bahasa Banyumasan masih berhubungan erat dengan bahasa Jawa Kuna (Kawi).
Bahasa Banyumasan terkenal dengan cara bicaranya yang khas. Dialek ini disebut Banyumasan karena dipakai oleh masyarakat yang tinggal di wilayah Banyumasan.
Seorang ahli bahasa Belanda, E.M. Uhlenbeck, mengelompokan dialek-dialek yang dipergunakan di wilayah barat dari Jawa Tengah sebagai kelompok (rumpun) bahasa Jawa bagian barat (Banyumasan, Tegalan, Cirebonan dan Banten Utara). Kelompok lainnya adalah bahasa Jawa bagian Tengah (Surakarta, Yogyakarta, Semarang dll) dan kelompok bahasa Jawa bagian Timur.
*untuk membaca sisanya silakan klik di sini

Oh, saya tidak akan berpanjang lebar soal bahasa ngapak dan bagaimana pengucapannya. Tapi saya hendak melihat dari sisi lain bahwa bahasa, selain dapat digunakan sebagai penunjuk identitas diri, juga bisa digunakan sebagai 'pemerkaya diri'. Kita lihat contoh beberapa orang yang sukses 'memperkaya diri' dengan kebanggaannya berbahasa daerah. Sebut saja Parto, Cici Tegal, Indro Warkop, dan Pak Tarno. Mereka justru jadi tenar karena kengapakannya. Kalau boleh saya bilang, sulap Pak Tarno itu biasa saja, tidak spesial, yang menjadikannya spesial adalah 'mantranya' yang unik dan gampang diingat "Yaa, tolong dibantu yaa.. Simsalabim jadi apa prok prok prok" dengan logat khasnya yang bikin orang susah lupa :D

Dan selalu saja ada orang kreatif yang bisa menangkap peluang dari ciri khas itu. Nggak jauh-jauh deh, contohnya teman SMA saya sendiri. Dia sampai sekarang masih stay saja di Purbalingga, sementara banyak temannya yang sudah merantau entah kemana. Selain jadi guru-yang saya dengar-dia juga membuka usaha kreatif: membuat kaos khas ngapak. Macam ini nih:

"Kaos kaos guwe sendiri, kok lo yang sewot?"

"Pengen ke Purbalingga. Beneran!"

Gambar saya ambil dari websitenya Waroeng Kompak. Semoga berkenan ya Fit, kupinjem gambarmu buat postingan ini :D

Ada lagi yang menjadikan ide ngapak sebagai salah satu program siaran di radio. Sebagai dagelan. Tau curanmor? Komedi radio yang terkenal itu? Setelah gugling, saya baru tau kalau asalnya curanmor, yang softcopynya kadang suka diputerin sama mas-mas di kantor -___- , adalah dari Yes Radio Cilacap.

Nah, kurang bangga apalagi coba, berbahasa ngapak? 

Sebagai penutup, saya sertakan beberapa foto dari Owabong, Objek Wisata Air Bojongsari (semacam waterboom yang ada di Purbalingga) yang memajang berbagai macam penunjuk wahana dalam bahasa ngapak. Sebagai keterangan, foto-foto di bawah ini diambil tahun 2010, saat mantan calon suami saya main ke Owabong. Menurut dia-yang bukan ngapakers-tulisan-tulisan di sana tuh unik banget, dan difotolah sama dia. Saya comot foto-foto ini dari fb-nya :))

 mlebu = masuk

bisa jumbul-jumbul lan mentul-mentul,
tau deh ya artinya
Susah mem-Bahasa Indonesia-kannya -_-

 mung limang menitan from Owabong =
cuma lima menitan dari Owabong

Searah jarum jam: bioskop 4 dimensi, tangkap ikan,  paint ball, ember tumpah


metu = keluar

pintu keluar

Terima kasih atas kedatangan kalian semua
Datang kesini lagi yaaa...


Ya wis, kayane semono baen nyong cerita tentang bahasa ngapak. Matur suwun uwis maca tulisan kiye.. Aja kelalen, sering-sering dolan maring ngeneh yaaa :)


                  "Postingan ini diikutsertakan di Aku Cinta Bahasa Daerah Giveaway"





13 komentar:

  1. Mau dong dek kaosnya..
    Ada yg gratisan g?
    #eaaa

    BalasHapus
  2. Jadi inget kos2annya Rini dulu.. Ngapakers kabeh isineee...

    BalasHapus
  3. Nyong wis taulah meng Owabong, pancenan neng Purbalingga bahasa ngapak biasa dienggo nek ranah publik, keren, kapan kapan kita kopdaran di Purbalingga yok :DD

    BalasHapus
    Balasan
    1. renang ora neng Owabong?
      Yok yok, kopdar neng alun-alun Purbalingga karo jalan-jalan minggu esuk kayane menyenangkan
      Nyong ben ngesuk arep pulang kampung :D

      Hapus
  4. eeh kayak e niar pernah ke owabong deh mbak makin bagus ajah yaa, waktu dulu pas ke purwokerto yaa da dialek ngapaknya dirumah pakdhe :D

    Eeh makasih yaa mbak udah ikutan,dicatet PESERTA :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Owabong kayaknya tiap tahun nambah wahana baru. Tiap kali ke sana selalu aja ada yang baru. Gambar di atas itu tahun 2010, kalau sekarang mungkin udah berubah.

      Makasih ya Niar
      Sukses dengan giveawaynya :)

      Hapus
  5. owalah AN maapkeun, aku kira blogmu gak di apdet lagi, taunya aku gak follow, makanya gak muncul di dashbord...hihi..

    *salam ngampakersss....:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hwekekekekek
      Jadi sekarang kita temenan? *nyodorin tangan buat salaman

      Ngapakers Tehh, bukan ngampakers, wkwkwk :D

      Hapus
  6. esih ana ora kue kaose? nyong pesen lah

    BalasHapus

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...