H+4 setelah lebaran, sekaligus H-4 sebelum tanggal pernikahan
Banyak orang yang menanyakan keberadaan saya di kantor. Beragam pertanyaan dilayangkan. Nggak di dunia nyata, nggak di dunia maya, hihi..
“ Kok masih masuk kantor?”
“ Loh..capeng kok nggak dipingit?”
“ Kapan mulai cuti?”
“ Kok masih di sini? Emang nikah dimana?”
Dan lain sebagainya
Dan saya hanya menanggapi dengan tersenyum,” Nanti, hari Kamis pulang lagi” >>> means H-2.
Mau bagaimana lagi kawan. CPNS belum dapat cuti tahunan. Jadi, walaupun saya menangis merengek sekalipun, saya nggak bakal dikasih ijin untuk cuti sesudah lebaran. “Nanti ada sidak lho!” begitu katanya. Mana berani lah saya menghadapi kata-kata sidak itu. Tak diangkat jadi PNS nanti gimana pula??
Tapi alhamdulillah, boss sangat kooperatif dan inisiatif. Setelah dicek, ternyata CPNS punya hak untuk mengajukan cuti karena alasan penting. Cuti karena alasan penting itu antara lain, cuti karena ada orang tua atau saudara yang meninggal, cuti karena sakit keras, dan cuti untuk menikah. Pokoknya, untuk urusan yang sangaaaat penting, baru dibolehkan mengambil cuti ini. Tapiiii…teteep.. potongan diberlakukan. Jadi biarpun namanya cuti, tetap kena potongan lho yaa.. Ah, kalau saya si, tidak begitu ambil pusing dengan potongan ini. Menikah itu sekali seumur hidup! (Aamiin…insya Allah…) Urusan materi, nanti saja dikesampingkan. Dan akhirnya, saya pun sukses meminta ijin cuti 6 hari *senyum lebar
Kembali ke kantor, kembali ke kos, kembali ke kehidupan seperti sebelum lebaran. Entah kenapa, mood saya naik turun. Apa ini efek psikologis sebelum menikah? Pre marriage syndrome?? Fufufufu… entahlah.. Yang jelas, 2 hari di Jakarta saya merasa sangat kesepian. Padahal ada teman-teman kos yang juga sudah masuk kantor (beginilah nasib pegawai termuda…), dan ada juga adik yang dengan kasihannya harus menemani saya selama di Jakarta, karena saya tidak diperbolehkan balik sendiri.
Mungkin saya bisa jelaskan alasan mengapa saya merasa sepi sendiri tak ada yang menemani *hallah!!. Yang pertama, saya memikirkan orang-orang di rumah yang sedang sibuk, ribet, ramai mempersiapkan segala keperluan hari H. Yang bertugas masak mulai memasak, yang bertugas mendirikan tenda mulai mendirikan tenda, dan sebentar lagi tamu-tamu berdatangan untuk kondangan. Meriah.
Yang kedua, hal yang sama juga saya bayangkan terjadi di Temanggung sana, kampung asal calon suami. Dia memberitahu kalau di sana juga sudah mulai mempersiapkan segala tetek bengek untuk hari H dan acara yang juga rencananya akan diadakan di Temanggung 2 hari sesudah hari H. Pasti semua orang sedang sangat sibuk.
Sementara ituuu… saya di kantor kesepian. Orang-orang sebagian besar masih cuti. Saya merasa diabaikan, jauh dari segala keramaian. Saya merasa, seharusnya sayalah yang jadi pusat perhatian, tapi kenapa saya terlupa?? Tidak ada yang mengabari saya, tidak ada yang mengingat calon mempelai wanita ini. Heyy, saya kan yang akan menikah?? *huhu…sungguh pemikiran yang kekanak-kanakan.
Pada akhirnya, saya mencoba berbesar hati. Mereka semua pasti sedang sibuk. Mereka sedang mempersiapkan yang terbaik. Jadi tidak boleh berpikiran seperti anak kecil lagi. Mungkin.... ya, mungkin, saya hanya kesepian di sini. Di kantor yang penghuninya belum lengkap ini. Tidak ada yang mengajak saya ngobrol ataupun bercanda, sehingga saya kepikiran yang jauh di sana, heuheu….
O iya, ngomong-ngomong, sebaiknya, saya apakan ya, adik laki-laki saya satu-satunya?? Duuh… kasihaaan kalau ingat dia di kos seharian. Tidak bisa membawanya jalan-jalan karena tidak ada waktu. Seharian dari bangun tidur sampai maghrib di rumah terus, tidak kemana-mana. Pasti sangat bosan. Untung tidak lama-lama, hanya 3 hari 2 malam. Sabar yaaa… huhu..
Dan sekarang, terhitung H-3 sebelum tanggal. Ya Allah, lancarkan, mudahkan segala urusan kami…. Aamiin….