Jumat, 10 Mei 2013

Prompt #12: Konde



Kubuka pintu kamar kos-kosan, lalu segera menghambur ke tempat tidur paling nyaman di dunia. Huufh... Hari yang melelahkan! Kuliah nyaris tanpa henti dari pagi sampai sore ini. Kuraih bantal kesayanganku dan bersiap untuk tidur. Aku terkejut saat aku secara tak sengaja menyenggol sesuatu yang besar dan menyembul. 

Astaga! Konde? Tapi, siapa yang pakai konde di rumah ini?

Segera kuingat Mayang, sahabatku di kamar sebelah yang menjadi penari. Hmm.. mungkin saja ini konde miliknya.

Tiba-tiba saja rasa lelahku menguap. Aku duduk sambil memegangi konde itu. Pikiranku tertuju pada Mayang. Ah, anak yang satu itu memang keren. Di sela-sela kegiatan kuliahnya dia masih sempat menari tradisional. Hobi sedari kecil katanya, dan sekarang sudah menghasilkan uang. Ya, Mayang hampir menjadi penari profesional. Hampir setiap akhir pekan dia kebanjiran job. Tapi aku hanya pernah menonton pertunjukannya sekali, saat dia tampil menjadi pengisi acara di pentas seni kampus. Tariannya memukau, gerak tubuhnya membius. Seperti bukan Mayang yang aslinya kalem dan pendiam.

Tiba-tiba aku penasaran ingin mencoba konde di tanganku.

***

Mayang terburu-buru membuka gerbang rumah kosnya. Dia melupakan sesuatu yang paling penting: konde! Nyaris saja dia pergi tanpa konde. Nyaris saja. Padahal besok pagi pertunjukan pertamanya di luar kota. Dia merutuki diri sendiri.

Mayang hendak membuka pintu kamar saat didengarnya teriakan-teriakan dari ruang makan. Terdengar lamat-lamat suara tembang Jawa mendayu-dayu.

Segera dia berlari menuju arah suara itu. Ibu kos dan beberapa anak kos sedang berteriak-teriak histeris.

“Sitaaa!! Ya ampunnn.. Kenapa??”

“Turun Siiiiitt! Turuunn!!”

PRANG!!!! 

Piring-piring berjatuhan dari atas meja makan. Mayang segera menghambur ke sudut, tempat ibu kos dan teman-temannya berkerumun. Sita, teman kamar sebelahnya sedang menari Jawa di atas meja makan sambil nembang. Tangannya gemulai ke kanan dan kiri. Konde milik Mayang terpasang janggal di atas kepalanya.

Mayang menggigil. Dia harus segera melepas konde keramat itu dari Sita. Kalau tidak, dia tak bisa menari esok pagi. 

8 komentar:

  1. hoooo, kondenya sakti ya, yang make itu jadi jago nari, ya ya ya..

    BalasHapus
  2. widiihh.. jadi Mayang nih sebenarnya bisa nari ga?

    Jangan2 ga bisa ya? Dia bisa nari karena pake konde ituuu... :)

    BalasHapus
  3. ngerriii :D
    *bagus An cerpennya..^^

    BalasHapus
  4. konde sakti alias konde pusaka rupanya :D

    BalasHapus
  5. Saya suka ide ceritanya, keren! :D
    Ga kepikiran dengan ide "konde keramat yang sakti". :)

    Cuma ada beberapa bagian yang menurut logika saya ganjil, kenapa kondenya Mayang bisa ketinggalan di kamar Sita? Bukankah mereka bukan teman satu kamar?
    Apa semudah itu konde keramat yg merupakan benda penting bagi Mayang bisa ketinggalan di kamar orang lain?
    Bisa saja mungkin Mayang habis main ke kamar Sita dengan membawa kondenya, lalu lupa membawanya ke kamarnya lagi.
    Tapi di cerita di atas, Sita terkejut ketika pertama kali menyenggol konde itu, artinya sebelumnya dia belum pernah melihat konde itu di kamarnya.
    Mungkin lebih tepat kalau Sita dan Mayang ini diceritakan ngekosnya satu kamar untuk berdua. Hehe

    BalasHapus
  6. nah, kritikan saya ama dengan yang di atas, hehe. pas banget, sama. :)

    BalasHapus
  7. wow, kondee, jangan bikin ulah duong :D. perpindahan poV yg bagus mbak :)

    BalasHapus

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...